Maulana Syekh Dr Yusri Rusydi Sayyid Jabr Al Hasani didampingi Khodimu Zawiyah Arraudhah KH Muhammad Danial Nafis dan jemaah melaksanakan Dzikir dan Sholawat usai acara Multaqo al-'Ilmi Wa Adz-Dzikr al Alami di Zawiyah Arraudhah, Jalan Tebet Barat, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2018). Hadroh Usbuiyah li Thariqati Shiddiqiyah Syadzilliyah ini dilaksanakan rutin setiap Kamis malam di Zawiyah Arraudhah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Adapun konsep yang ketiga adalah ihsan, yaitu sulukiat (adab), atau yang biasa dikenal dengan tasawwuf (pembersihan jiwa).

Dalam hal ini diantara Lukman Al Hakim memberikan nasehat kepada anaknya tentang beberapa hal, diantaranya adalah apa telah difirmankan Allah Ta’ala:

” وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ ”

Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan jangan pula kamu berjalan di muka bumi ini dengan rasa angkuh, karena sesungguhnya Allah tidak suka terhadap setiap orang yang sombong dan membanggakan diri”(QS. Lukman: 18).

Syekh Yusri mentafsiri, bahwa larangan untuk tidak memalingkan muka dari manusia itu memiliki dua arti, yaitu larangan untuk sombong dan larangan untuk tidak merendahkan diri dihadapan orang lain.

Adapun larangan yang berikutnya adalah seorang mukmin tidak boleh melakukan sesuatu tanpa tujuan yang mulia, sebagaimana Al Qur’an menta’birkannya dengan kata ” maraha” yang berasal dari kata “al marah” yang berarti tempat peristirahan hewan apabila sudah selesai digembala.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid