Dimana para hewan tersebut bermain-main, tanpa ada tujuan ataupun faidahnya. Kata ini juga mengisyarahkan, bahwa jangan sampai kita seperti hewan, yang tidak memiliki tujuan hidup kecuali hanya untuk memenuhi kebutuhan perut dan syahwatnya saja, tegas syekh Yusri.

Imam Ghazali Ra telah mengatakan, bahwa:

” مَنْ لَيْسَ لَهُ وِرْدٌ فَهُوَ قِرْدٌ”

yang berarti: ” barang siapa yang tidak memiliki wirid maka dia adalah monyet”.

Beliau mencontohkan, diantara makhluk Allah yang menunjukan bahwa dirinya tidak memiliki tujuan hidup adalah monyet, yang hanya mengisi kehidupannya dengan makan, syahwat, dan bermain-main, pindah dari ranting ke ranting untuk menghabiskan hari-harinya.

Maka dari itulah para ulama tasawwuf membebankan kepada para muridnya untuk mengamalkan wirid atau dzikir-dzikir, untuk mengisi setiap waktunya dengan berdzikir kepada Allah serta membantu agar senantiasa istiqamah dalam menjalankan tugas ubudiyahnya (kehambaannya) melakukan perintah dan menjauhi larangan Sang Tuhannya.

Sehingga seorang murid tidak merasa memiliki waktu kosong yang bisa ia gunakan untuk melakukan sesuatu yang tidak ada faidahnya (al laghwu). Karena sesungguhnya, tidaklah setiap nafas terhembus, kecuali ada kewajiban yang harus dilakukan.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid