Seandainya dzikir itu adalah harus dengan apa yang baginda ajarkan secara nashnya, maka para Malaikat itu akan menunggu persetujuan baginda Nabi SAW terlebih dahulu, tambah Syekh Yusri.
Allah tidak hanya menerima dan menuliskan dzikir tersebut, akan tetapi Allah memberikan kemuliaan lebih dengan mengutus tiga puluh lima MalaikatNya, yaitu sesuai dengan jumlah bilangan kalimat dzikir tersebut.
Baginda Nabi SAW juga tidak melarang sahabat tersebut atau memerintahkan untuk tidak mengulanginya lagi, akan tetapi justru baginda Nabi SAW memberikan kabah bahagia untuknya, oleh karena lafadz dzikir hasil ijtihadnya tersebut di terima disisi Allah Ta’ala. Dzikir dan do’a adalah merupakan perkara yang luas, yang tidak hanya terikat dengan nash-nash yang sudah ada. Wallahu A’lam.
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid