Atas dasar dirinya meyakini dan mengikuti ajaran bagindalah sehingga Allah memberikan taufiqnya dalam menjawab pertanyaan ujian ini. Keimanan serta amalnya lah yang membuat dirinya selamat dari siksa kubur, sehingga mendapatkan kemuliaan untuk bersistirahat di dalam kuburnya hingga Allah bangkitkan dirinya di hari kiamat nanti.

Adapun orang kafir ataupun munafik, maka dia tidak akan pernah bisa untuk menjawabnya, meskipun dirinya tahu persis seperti apakah rupa baginda Nabi SAW, sebagaimana dalam hadits disebutkan:

“وَأَمَّا الْمُنَافِقُ أَوِ الْمُرْتَابُ لاَ أَدْرِى أَىَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ لاَ أَدْرِى سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ”

Artinya: “Dan adapun orang yang munafik ataupun orang yang ragu (akan kerasulan baginda Nabi SAW), saya kurang tahu pasti kata yang mana yang diucapkan oleh Asma RA, maka dia akan berkata :”saya tidak tahu, saya hanya mendengar dari orang-orang yang berkata demikian, kemudian saya mengikutinya “(HR. Bukhari).

Hal ini karena mereka tidak mengikuti perintah baginda Nabi SAW untuk beriman serta mengikutinya, meskipun dirinya tahu persis wajah serta sifat baginda Nabi SAW ketika di dunia ini, sehingga Allah tidak memberikan taufiknya untuk menjawab ujian ini.

Sebagaimana nasib Iblis la’natullah ‘alaih, dirinya adalah orang yang sangat mengenal Allah dan segala SifatNya, akan tetapi ilmunya tidak memberikan kemanfaatan untuknya karena dirinya tidak mau memenuhi perintah Allah untuk bersujud penghormatan kepada Nabi Adam AS, tambah syekh Yusri.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid