Syekh Yusri mencontohkan seperti berpuasa, niat kita didalamnya adalah karena Allah Ta’ala semata, tidak ada tujuan-tujuan lain, seperti biar bisa berhenti merokok, atau tujuan kesehatan, untuk diet ataupun yang lainnya.

Adapun hikmah yang telah Allah Swt jadikan pada sebuah ibadah, janganlah sekali-kali kita jadikan sebagai tujuan, sehingga mencemari nilai keikhlasan kita, terang syekh Yusri.

Inilah makna dari sebuah firman Allah Ta’ala:

” فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا”

Artinya: “Maka barang siapa yang menghendaki untuk bertemu dengan Tuhannya, maka beramalah dengan amalan yang shaleh dan tidak menyekutukan dalam beribadah kepada Tuhannya dengan sesuatu apapun” (QS. Al Kahfi: 10).

Keikhlasan adalah ketika kita melihat selain dari pada Allah Ta’ala adalah debu. Betapa hinanya kita ketika menjadikan debu itu adalah sebagai tujuan sebuah ibadah.

Adapun menjaga adab dalam berpuasa, ialah dengan menjauhkan diri dari semua akhlak tercela, perkara yang tidak ada manfaatnya, berdebat, akan tetapi mengisinya dengan dzikir kepada Allah Swt dan bershalawat atas Baginda Nabi Saw, membaca Al qur’an, menyempurnakan pekerjaan dan lain sebagainya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid