Para ulama terdahulu mengatakan bahwa tidaklah seorang itu mempelajari Alqur’an kemudian dipastikan menjadi orang yang selamat, akan tetapi dirinya memiliki dua kemungkinan. Yaitu adakalanya beruntung, dan adakalanya merugi, kemudian mereka membaca ayat:
“وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا”
Artinya: “Dan telah kami turunkan dari Alqur’an itu sesuatu yang bisa menjadi obat dan rahmat bagi orang yang beriman dan tidaklah menambahkan kepada orang yang dzalim kecuali kerugiannya “(QS. Al Isra:82).
Alqur’an menjadi pembela bagi orang yang mengikuti jalan petunjuknya, mengamalkan ajaranya, melakukan segala perintah dan menjauhi segala larangannya, maka Alqur’an ini akan menjadi petunjuknya menuju kebaikan.
Adapun Alqur’an itu menjadi penghujat bagi orang yang tidak enggan membacanya, meninggalkan ajaranya, melanggar larangan serta tidak menjalankan kewajibannya.
Maka AlQur’an ataupun ilmu itu bisa menjadi sebab kemuliaan seseorang di akhirat nanti ataupun sebab kehinaanya. Baginda Nabi telah bersabda:
“وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ”
Artinya: “Dan Alqur’an itu bisa menjadi pembela atau penghujatmu “(HR. Muslim). Maka hendaklah kita perbanyak do’a “ اللهم اجْعَلِ الْقُرْآنَ حُجَّةً لِي لَا عَلَيَّ””. Wallahu A’lam.
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid