Dalam hadits ini diceritakan, bahwa ada seorang badui yang ingin meminta sesuatu kepada Baginda Nabi Saw, akan tetapi dengan cara yang sangat tidak pantas kepada seseorang yang ia minta.

Terlebih lagi yang diminta adalah seorang utusan Allah, yang mana Allah Swt memerintahkan kepada seluruh hambaNya untuk memuliakan Baginda Nabi Saw, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

(لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا)

Artinya: “Agar kamu semua beriman kepada Allah Swt dan rasulNya, menolongnya dan memuliakannya, serta bertasbih kepada Allah Swt pagi dan petang ” (QS. Al Fath: 48).

” Seorang yang datang kepada Baginda Nabi Saw dari belakang kerbau, akan tetapi baginda memaafkan dan memakluminya, karena memang seperti inilah etikanya, dan lingkunganlah yang membentuknya seperti itu “, pungkas syekh Yusri.

Tertawanya baginda nabi SAW menunjukkan betapa besar kasih sayang baginda kepada umatnya, bahkan kepada orang yang tidak memenuhi haknya untuk dihormati dalam bermuamalah sekalipun. Wallahu A’lam.

Laporan: Abdullah Alyusriy

Artikel ini ditulis oleh: