Setelah meminum, Baginda memberikan sisanya kepada orang badui yang berada disebelah kanannya, dan Baginda berkata: ” الأَيْمَنَ فَالأَيْمَنَ” yang artinya: ” yang kanan, kemudian terus ke kanan”(HR. Bukhari).

Dalam hal ini, Baginda Nabi Saw mendahulukan orang badui karena ia berada disebelah kanannya, meski Sayyiduna Abu Bakar Ra lebih mulia dari dirinya.

Sunnah Baginda Saw inilah yang menjadi uswah bagi umatnya, yaitu mendahulukan orang yang berada di sebelah kanan, meski yang berada disebelah kiri lebih mulia darinya.

“Arah kanan adalah sudah disepakati keutamaannya, berbeda dengan pribadi seseorang yang sering kali tidak sama antara pandangan satu dengan yang lain”, papar syekh Yusri.

Baginda Nabi Saw dengan akhlaknya yang mulia, tidak ingin melukai hati sayiduna Abu Bakar Ra, sehingga beliau langsung menjelaskan tentang etika yang berlaku.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid