Jakarta, Aktual.com – Setiap mukmin memiliki peran dalam peristiwa isra mi’raj ini, yaitu dengan shalat dirinya mampu berkhitab dan bertawajjuh (menghadap) kehadirat Allah Swt, sebagaimana Baginda Nabi Saw mendapatkan kemuliaan ini.
Inilah hadz (bagian) umat islam dari wiratsah Muhammadiyyah (warisan Baginda Nabi Saw) dari peristiwa mulia ini. Dan inilah salah satu rahasia mengapa dalam firman-Nya Allah swt menggunakan kata” “بعبده yang artinya ” dengan hambanya” dan tidak menggunakan kata misalnya ” بنبيه أو برسوله” yang artinya “dengan nabiNya atau dengan rasulNya”.
Allah Ta’ala telah berfirman:
” سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى”
Artinya: “Maha suci Allah yang telahmengisrakan hambaNya pada malam hari dari masjidal haram menuju masjid al aqsha” (QS. Al Isra: 1).
“Dengan shalatlah seorang hamba merasa dekat dan langsung berinteraksi dengan Tuhannya, sehingga shalat inilah merupakan sebaik-baik keadaan seorang hamba,” tegas syekh Yusri.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid