” أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ مِنَّا إِنْ هِيَ إِلا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاءُ وَتَهْدِي مَنْ تَشَاءُ”
Artinya: “Apakah Engkau hancurkan kami oleh karena perkara yang telah dilakukan oleh orang-orang bodoh dari kami (Bani Israil dengan menyembah sapi samiri). Tidaklah hal itu merupakan cobaan Engkau, yang dengannya Engkau sesatkan orang-orang yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk orang-orang yang Engkau kehendaki”(QS. Al A’raf: 155).
Dalam maqam dalal ini, Nabi Musa As menisbatkan fitnah sapi samiri ini kepada Allah Swt. Ini adalah bukan merupakan bentuk su’ul adab seorang hamba kepada Tuhannya, akan tetapi kedekatan Nabi Musa As lah yang menjadikan dirinya berkata demikian kepada Allah Swt.
Maqam Inbisath ini tidaklah selalu ada pada keadaan seorang hamba, akan tetapi terkadang datang dan tidak selamanya, tegas syekh Yusri. Wallahu A’lam.
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid