Dalam hadits lain imam Bukhari Ra meriwayatkan, bahwa seseorang disebutkan dihadapan Baginda Nabi Saw, lalu ada seseorang yang memujinya, lalu Baginda Nabi Saw berkata kepadanya:

” وَيْحَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ يَقُولُهُ مِرَارًا إِنْ كَانَ أَحَدُكُمْ مَادِحًا لاَ مَحَالَةَ فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ كَذَا وَكَذَا إِنْ كَانَ يُرَى أَنَّهُ كَذَلِكَ وَحَسِيبُهُ اللَّهُ وَلاَ يُزَكِّى عَلَى اللَّهِ أَحَدًا ”

Artinya: “Celaka, kamu telah mematahkan leher saudaramu “, baginda mengulangnya berkali-kali, lantas berkata: ” apabila kalian merasa harus memujinya, maka katakanlah: ” saya mengira dia adalah seperti ini dan itu “, dan begitu juga ketika ia memang melihat saudaranya demikian, dan yang menilai hanyalah Allah Ta’ala. Dan tidaklah kalian memuji seseorang diatas (penilaian) Allah (untuknya) “(HR. Bukhari).

“Adapun orang yang sempurna, ketika ia dipuji maka ia akan melihat kenikmatan Allah Swt yang telah dianugerahkan kepadanya, sehingga pujian ini tidak membahayakan untuk dirinya. Maka dari itulah Baginda Nabi Saw memuji beberapa sahabatnya Ra, dan hal ini menunjukkan betapa tinggi derajat dan sempurnanya para sahabat Baginda Nabi Saw”, pungkas Syekh Yusri. Wallahu a’lam.

Laporan: Abdullah Alyusriy

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid