Syekh Dr.Yusri Rusdi Jabr Al Hasani. (ilustrasi/aktual.com)
Syekh Dr.Yusri Rusdi Jabr Al Hasani. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri Rusdi dalam khutbah Masjid Al Asyraf Muqattam Kairo mengatakan bahwa yang Allah SWT pinta serta tuntut dari kita sebagai manusia adalah ketakwaan yang memiliki empat pilar yaitu ilmu, khasyah (takut kepada Allah SWT), Ikhlas dan amal.

“Semua pilar tersebut harus tertanam di waktu yang bersamaan,” katanya.

Selain itu Syekh Yusri juga menyampaikan bahwa jangan pernah berkata bahwa saya akan belajar saja dulu kemudian beramal lalu takut kepada Allah SWT kemudian ikhlas. Atau berkata bahwa saya akan berniat saja dulu dengan ikhlas lalu belajar kemudian beramal.

Mengapa yang demikian itu tidak diperbolehkan? Sebab umur seseorang sangat terbatas/pendek tidak akan mampu merealisasikannya dengan cara tahapan-tahapan tersebut. Oleh sebab itu maka hendaklah engkau belajar, sekaligus mengamalkan ilmu yang telah dipelajari disertai niat yang ikhlas dan takut kepada Allah SWT agar waktumu yang terbatas tidak terbuang dengan sia-sia sebab umur kita sangatlah singkat.

Lebih lanjut Syekh Yusri menambahkan bahwa ilmu pengetahuan yang harus dipelajari pertama kali adalah ilmu yang bermanfaat yang dengan ilmu tersebut engkau dapat mengenal Tuhanmu, pengetahuan yang utama adalah makrifat (mengenal) Allah SWT, mengenal para nabi dan rasul dan mengenal al ghaibiyat (perkara-perkara ghaib) yang menjadi pangkal keyakinan dalam urusan keimanan/rukun iman.

Selain itu (diantara ilmu yang utama) adalah makrifat asy-syarai (mengetahui hukum syariat) sebagai landasan untuk beramal ibadah.

Belajar, beramal dan terus belajar dan beramal dengan hati yang tulus karena Allah SWT semata, bukan karena mencari keuntungan duniawi atau mengejar jabatan maupun ketenaran. Jangan memiliki angan-angan melainkan atas tercapainya keridhaan Allah SWT.

Bahkan ketaatan yang kita laksanakan jangan sampai didasari oleh rasa suka atas amalan taat itu sendiri sehingga dengan ketaatan tersebut engkau terhijab/terhalang dari tuhanmu , jangan sampai engkau tekun melaksanakan ibadah tapi merasa lengah dari pengawasan Al Ma’bud (yang disembah yaitu Allah SWT) atau engkau asyik berdzikir tapi lupa kepada Al Madzkur (yang disebut dalam dzikir yaitu Allah SWT).

Wahai seorang muslim diwajibkan kepadamu untuk selalu ikhlas dalam setiap urusan, jangan melakukan perbuatan apapun kecuali karena Allah SWT, ketika engkau mengambil atau memberi sesuatu hendaklah kau lakukan karena Allah SWT., mencintai karena Allah, membenci karena Allah dan berjihad dijalan-Nya. Jika demikian hidup dan matimu serta semua amal ibadahmu sungguh benar-benar karena Allah Rab Al ‘Alamin.

Yang pertama kali harus engkau kenali adalah Allah SWT, pengetahuan atas-Nya merupakan tuntutan utama dari setiap pengetahuan. Dialah yang pertama kali harus diketahui dan Dialah yang menjadi akhir dari setiap cita-cita.

Bahkan setiap ilmu pengetahuan akan tersingkap melalui makrifat (mengenal) kepada-Nya. Jika engkau ditanya tentang nasab/nisbat-Nya, maka katakan :

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ* اللهُ الصَّمَدُ* لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ* وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (2) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, (3) dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (4) (QS:Al Ikhlas/112 ayat 1-4)

Apabila ditanya tentang nama-Nya, maka katakan:

هو الله الذي لا إله إلا هو الرحمن الرحيم* هُوَ اللهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ المَلِكُ القُدُّوسُ السَّلَامُ المُؤْمِنُ المُهَيْمِنُ العَزِيزُ الجَبَّارُ المُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ* هُوَ اللهُ الخَالِقُ البَارِئُ المُصَوِّرُ لَهُ الأَسْمَاءُ الحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ العَزِيزُ الحَكِيمُ

( 22 ) Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

( 23 ) Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

( 24 ) Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS:Al Hasyr/59 ayat 22-24)

Sekarang kamu mengetahui nisbat dan nama-nama Allah SWT dan apabila ditanya mengenai sifat-Nya, maka katakan

هُوَ الأَوَّلُ وَالآَخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS: Al Hadid/57 ayat 3)

Apabila ditanya tentang perkataan-Nya, katakan :

وَاللهُ يَقُولُ الحَقَّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيلَ

Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar). (QS:Al Ahzab/33 ayat 4)

Apabila kamu ditanya mengenai perbuatannya, maka katakan bahwa Dia melakukan apapun yang Ia kehendaki, jika ditanya tentang kaifiyah (cara) bagaimana Allah SWT berbuat atas sesuatu, maka katakanlah:

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia”. (QS:Yasin/36 ayat 83)

Allah SWT tidak membiarkanmu dalam suatu urusan melainkan Ia memperkenalkannya kepadamu di dalam kitab-Nya Yang Agung (Al Quran), dengan demikian, adakah alasan bagimu untuk tidak mengetahui-Nya?[Deden Sajidin]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid