Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri Hafidzullah Ta’ala wa’raah dalam pengajian shahih Bukharinya menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim As adalah merupakan khalilullah yang dengan maqam khillah inilah beliau meminta kepada Allah Swt untuk menunjukkan tentang bagaimana Allah Swt itu menghidupkan orang mati.
Baginda Nabi Ibrahim As bertanya kepada Allah Swt bukan sebab karena ragu bahwa Allah Maha Kuasa untuk menghidupkan orang yang telah meninggal, karena dirinya adalah seorang Nabi yang ma’shum (terjaga dari dosa). Akan tetapi Baginda ingin menaikkan derajat keilmuanya, yaitu dari Ilmual Yaqin kepada Ain Al Yaqin, jelas syekh Yusri.
Maka dari itulah Baginda Nabi Saw bersabda bahwa:
” نَحْنُ أَحَقُّ بِالشَّكِّ مِنْ إِبْرَاهِيمَ إِذْ قَالَ رَبِّ أَرِنِى كَيْفَ تُحْيِى الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى وَلَكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِى ”
Artinya: “Kami lebih berhak untuk ragu (akan Sifat Kuasa Allah Swt) dari pada Ibrahim AS ketika dia berkata : “Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepada diriku bagaimana Engkau menghidupkan orang yang sudah mati. Allah berkata (kepadanya): ” Apakah kamu belum mengimani?. Ibrahim menjawab: ” Tentu beriman wahai Tuhan, akan tetapi biar hati saya merasa tenang”(HR. Bukhari).
Syekh Yusri menegaskan, bahwa pemahaman yang benar terhadap hadits ini adalah, apabila kita saja (tentunya baginda Nabi SAW tidak termasuk didalamnya karena dirinya adalah seorang Nabi yang ma’shum) yang merupakan manusia biasa tidak raguakan Sifat Kuasa Allah Swt, apalagi Nabi Ibrahim As yang merupakan seorang utusan Allah Swt yang memiliki julukan Khalilullah (kekasih Allah).
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid