Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah menjelaskan dalam pengajian Bahjat Annufusnya mengatakan bahwa kita diperintahkan untuk benci kepada kekafiran, bukan kepada orang kafir itu sendiri, sebagaimana kita benci kepada kemaksiatan bukan kepada orang yang melakukannya.
Karena atas dasar inilah, baginda Nabi mampu mengislamkan bangsa Arab, menyelamatkan mereka dari gelapnya kekufuran. Seandainya saja baginda Nabi diperintahkan untuk membenci orang kafir itu sendiri, maka baginda sudah sejak dahulu mendoakan atas kehancuran mereka. Akan tetapi baginda Nabi selalu berdoa
“اَللّهُمَّ اهْدِ قَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لِا يَعْلَمُوْنَ”
Artinya: “YaAllah, berikanlah petunjuk kepada umatku, karenasesungguhnya mereka tidak mengetahui“.
Baginda Nabi SAW tidaklah pernah mendo’akan kehancuran kepada orang yang tidak beriman kepadanya, kecuali kepada orang-orang yang baginda Nabi ketahui dengan wahyu bahwa mereka adalah orang-orang yang akan mati dalam keadaan kafir. Adapun selain Nabi, maka siapapun tidak berhak untuk mendo’akan kehancuran dengan menyebutkan nama seseorang, sejahat apapun dia.
Pada suatu hari, sayidah Aisyah RA bertanya kepada baginda Nabi SAW, apakah ada hari yang melebihi kepedihan baginda Nabi ketika perang uhud, dimana para sahabat serta Hamzah asadullah sang paman Nabi menjadi para syuhada di jalan Allah?.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid