Jakarta, Aktual.com – Semakin besar hati seseorang, maka semakin besar pula ujiannya. Maka lihatlah kepada Sayyidah Zainab RA, para Nabi, serta para orang-orang besar dari umat manusia.
Allah menciptakan kita di dunia, bukan untuk kekal berada disana. Seberapapun lamanya kita hidup di dunia adalah hanya sementara, maka tidak bisa dibandingkan dengan akhirat, kehidupan yang kekal yang tidak ada akhirnya.
Maka belajarlah kesabaran, menghadap kepada Allah, bagikan makanan kepada fakir miskin, berikan pendidikan kepada anak-anak yatim, ikut bersedih ketika kesedihan menimpa umat baginda Nabi SAW dan mendo’akan kebaikan kepada mereka serta cintailah mereka. Karena sesungguhnya seseorang akan dikumpulkan bersama orang-orang yang mereka cintai.
Semua ini adalah merupakan warisan ajaran baginda Nabi SAW, yang harus diamalkan apalagi pada zaman sekarang ini, zaman yang penuh fitnah sebagai tanda akhir zaman, sebagaimana sabda baginda SAW:
“سَيَأْتِى عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِى أَمْرِ الْعَامَّةِ”
Artinya: “Akan datang kepada umat manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipu daya, orang pembohong dianggap jujur, dan orang jujur dianggap pembohong, penghkianat dianggap amanah dan orang yang amanah dianggap pengkhianat, orang yang lemah menjadi juru bicara, lalu dikatakan “ siapakah mereka ya Rasulallah”, lalu baginda Nabi menjawab “ mereka adalah orang bodoh (tidak memiliki kemampuan) yang mengurusi perkara orang banyak “(HR. Ibnu Majah).
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid