Sehingga bisa diambil kesimpulan, bahwa perbedaan pendapat ini adalah sudah ada sejak zaman para sahabat baginda Nabi SAW, akan tetapi tidak ada satupun dari mereka yang mengklaim dirinya paling betul dan yang lain sesat masuk neraka, dimana semuanya saling menghormati pendapat dan ijtihad orang lain.
Perbedaan inilah yang merupakan rahmat bagiumat baginda Nabi SAW, yaitu sebagai bentuk keragaman yang memiliki makna attaisir (kemudahan) di dalam beragama.Wallahu A’lam….bersambung.
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid