Jakarta, Aktual.com – Adapun dari segi al akhdu bil asbab (ikhtiar usaha manusia), Baginda NAbi Saw pun mengajarkan untuk menjauhkan diri dari orang yang memiliki sakit menular. Dalam hal ini Baginda Nabi Saw bersabda:
” فِرَّ مِنَ الْمَجْذُومِ فِرَارَكَ مِنَ الأَسَدِ ”
Artinya: “Berlarilah kamu dari orang yang menderita penyakit kusta (lepra), seperti kamu lari dari (kejaran) singa”(HR. Ahmad).
Syekh Yusri menambahkan, bahwa hadits Baginda Nabi Saw yang mengatakan bahwa kesialan itu ada pada tiga hal, yang dimaksud adalah diantara adat kebiasaan orang jahiliyah, mereka menganggap bahwa kesialan itu selalu ada pada tiga hal tersebut, yaitu perempuan, rumah dan hewan ataupun kendaraan.
Tidak seperti apa yang dijelaskan oleh sebagian ulama yang menganggap bahwa hadits ini mengitsbatkan (menetapkan) adanya kesialan pada tiga hal tersebut.
Hingga sekarang, sebagian orang ada yang berpikir demikian, semisal ia bertemu dengan seseorang yang tidak ia suka, maka ia akan berkata: “orang ini pembawa sial”. Sebagian orang enggan bepergian di hari jum’at, karena hari ini membawa nahas atau kesialan.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid