Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wara’ah dalam pengajian kitab shahih Bukharinya menjelaskan bahwa suatu perkara yang telah baginda Nabi SAW tinggalkan bukan berarti perkara tersebut adalah sesuatu yang haram dan dilarang. Akan tetapi, perlu kita ketahui sebab-sebabnya, mengapa baginda meninggalkanya.

Salah satu sebab tersebut adalah karena belum atau tidak diperlukan dan dibutuhkan saat itu, seperti pengumpulan AlQur’an pada masa hayat baginda.

Seperti halnya juga membangun sekolahan atau pun rumah sakit, yang mana hal ini adalah merupakan sebuah nilai ibadah dan ketaatan kepada Allah. Akan tetapi baginda Nabi SAW tidak melakukannya, dan hal ini disebabkan oleh belum dirasanya perlu untuk dilakukan.

Hingga akhirnya datang masa Khalifah Abu Bakar RA, kemudian merasakan betapa pentingnya untuk mengumpulkan Al Quran dari para sahabat, oleh sebab terjadinya banyaknya sahabat penghafal Al Qur’an yang gugur pada saat terjadi perang Yamamah, yaitu perang melawan Musailamah Al Kaddzab dan para pengikutnya dikala itu.

Sahabat Umar RA khawatir akan hilangnya AlQuran seiring meniggalnya para sahabat di medan perang, yang ketika itu berjumlah 500 sahabat. Apabila perang ini terus berlanjut, maka tidak akan ada lagi orang-orang yang mengajarkannya kepada generasi selanjutnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid