Jakarta, AKtual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala menjelaskan dalam pengajian kitab Bukharinya, bahwa amaliah pemahaman umat adalah lebih kuat dari pada pemahaman minoritas dari sebagian ulama.
Imam Bukhari Ra meriwayatkan, bahwa suatu ketika Baginda Nabi Saw melewati tembok kota Madinah, lalu Baginda Nabi Saw mendengarkan suara dua orang laki-laki yang sedang disiksa di dalam kuburnya, kemudian Baginda Nabi Saw berkata kepada para sahabatnya:
“يُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرَةٍ وَإِنَّهُ لَكَبِيرٌ كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ ”
Artinya: “Mereka berdua sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa oleh sebab sesuatu yang besar, dan sesungguhnya hal itu adalah besar. Salah satu diantara mereka tidak menutupi dari kencingnya, dan yang lain adalah suka mengadu domba “. (HR. Bukhari).
Lalu Baginda Nabi Saw meminta untuk diambilkan dahan pohon, lalu membelahnya menjadi dua, dan diletakan pada kedua kuburan tersebut, lalu Baginda Nabi Saw berkata:
” لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا ”
Artinya: “Semoga saja dahan pohon itu mampu meringankan dari (siksa) mereka berdua selagi belum kering “. (HR. Bukhari).
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid