Maulana Syekh Dr. Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani berbincang dengan Ketua Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu' tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya saat bertemu sebelum Muktamar JATMAN XII di Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (14/1/2018) malam. Muktamar JATMAN ke XII di Pekalongan akan kedatangan puluhan ribu ulama dari nusantara dan dunia, juga akan kehadiran Presiden RI dan sejumlah Menteri kabinet kerja. Kabar kepastian hadirnya orang nomor satu di Republik Indonesia untuk membuka acara muktamar. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ra’ah dalam pengajian kitab shahih Bukharinya menjelaskan bahwa diantara sunnah Baginda Nabi Saw adalah membela orang yang sedang dighibahi. Ketika kita diam, maka sama saja seperti kita mengiyakan dan membiarkan saudara kita memakan daging saudaranya sendiri.

Baginda Nabi SAW telah mendefinisikan apa itu ghibah dalam haditsnya, beliau bersabda:

” أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ”

Artinya: “Apakah kalian tahu apa itu ghibah?, Para Sahabat Ra menjawab: ” Allah Swt dan RasulNya yang lebih tahu”. Lalu Baginda berkata: ” ghibah adalah ketika kamu menyebutkan tentang saudaramu sesuatu yang ia tidak suka”, lalu dikatakan: ” bagaimana ya Rasulullah Saw kalo memang sesuatu tersebut memang benar-benar nyata ada pada saudaraku (yang dighibahi) seperti yang saya katakana”. Baginda pun berkata: ” apabila apa yang kamu katakan memang ada pada saudaramu, maka kamu telah mengghibahnya (menggunjingnya), dan apabila tidak, maka kamu telah membuat kebohongan tentangnya”(HR. Muslim).

Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari Ra, bahwa suatu hari para sahabat berkumpul di rumah Itban bin Malik Ra, untuk bertemu dengan baginda Nabi Saw dan shalat dhuha berjamaah bersamanya, lalu salah satu diantara mereka berkata: ” dimanakah Malik bin Ad Dukhsyun”. Sebagian dari mereka berkata, bahwa Malik adalah seorang munafik yang tidak cinta kepada Allah dan Rasulnya”.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid