Dirinya telah ghibah terhadap sahabat Malik dan menuduhnya sebagai orang munafik. Baginda Saw pun langsung berkata:
” لاَ تَقُلْ أَلاَ تَرَاهُ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ يُرِيدُ بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ قَالَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ قُلْنَا فَإِنَّا نَرَى وَجْهَهُ وَنَصِيحَتَهُ إِلَى الْمُنَافِقِينَ فَقَالَ فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ”
Artinya: “Janganlah kamu berkata demikian, bukankah kalian tahu bahwa Malik telah bersyahadat yang dengannya ia mengharapkan ridha Allah. Lalu ia berkata: ” Allah dan Rasulnya lebih tahu”, dan ia juga berkata: ” kami melihat dirinya dan nasehatnya kepada orang-orang munafik wahai Rasulallah”. Lalu baginda berkata: ” Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi orang yang telah bersyahadat, yang mengharapkan dengannya ridha Allah”(HR. Bukhari).
Baginda mengajarkan kepada umatnya melalui para sahabatnya, tentang sikap yang harus dilakukan ketika menyaksikkan saudaranya sedang dighibah, maka ia berkewajiban untuk membelanya, agar yang menggunjing tidak berlarut-larut dalam kemaksiatan ini.
“meskipun dalam hadits ini Malik melakukan perbuatan yang mencurigakan, akan tetapi tidak menjadi alasan bagi sahabat lain untuk bersu’udzan kepadanya “, pungkas syekh Yusri. wallahu A’lam.
LAporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid