Berbeda dengan pendapat yang mengatakan bahwa hitungan dzikir adalah ibadah yang sudah ditentukan oleh syari’at sehingga tidak boleh menambahnya, dan juga tidak boleh kecuali pada waktu yang telah ditentukan.
Madhzab mereka ini menjadikan umat islam sedikit berdzkir, karena harus mengikuti jumlah yang telah baginda Nabi sebutkan saja, seperti dzikir setelah shalat hanya 33 kali pada setiap tasbih, tahmid dan tahlilnya.
Padahal baginda Nabi dalam hal ini hanya memberikan contoh saja dalam sebuah bilangan sehingga kita mampu untuk melanggengkannya, bukan untuk membatasinya. Baginda juga tidak pernah melarang untuk menambahnya.
Atas dasar itulah para ulama tasawwuf memberikan wirid dan dzikir kepada para muridnya agar mereka bisa beristiqamah dalam menjalankannya.
Dicontohkan wirid asasi yang ada pada thariqah Syadzuliyyah adalah membaca istighfar 100 kali, shalawat atas baginda Nabi SAW 100 kali, dan kalimat tauhid 100 kali, yaitu dua kali sehari setiap pagi setelah shalat subuh dan malam setelah shalat maghrib. Wallahu A’lam
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid