Seorang tahanan Yaman yang telah diizinkan untuk meninggalkan Teluk Guantanamo setelah hampir 14 tahun memilih untuk tetap tinggal di penjara militer itu saat ini, kata juru bicara Pentagon, Jumat (23/1).

Mohammed Ali Abdullah Bwazir sedianya akan dipindahkan pada Rabu, tapi berubah pikiran pada menit terakhir, kata Letnan Komandan Gary Ross.

“Kami tidak bisa membahas perincian keputusan tahanan untuk tidak menerima pemukiman kembali di negara ketiga, selain untuk mencatat bahwa ia menolak untuk menerima tawaran pemukiman kembali,” tambahnya.

Tahanan itu tetap ada dalam daftar Pentagon yang disetujui untuk dipindahkan, dan pejabat akan terus berusaha untuk memindahkannya, menurut Ross.

“Kami mulai lagi mencoba untuk bernegosiasi dengan negara-negara yang berbeda untuk menerima dia,” katanya.

Pentagon tidak mengungkapkan ke negara mana Bwazir telah menolak untuk dipindahkan.

Pengacara Bwazir, John Chandler, mengatakan kepada Miami Herald bahwa kliennya telah menjadi seperti karakter dalam film penjara “The Shawshank Redemption,” yang tidak bisa menghadapi kehidupan di luar penjara.

“Dia sudah di Guantanamo begitu lama sehingga ia sangat ketakutan untuk pergi ke negara lain, selain tempat ia memiliki keluarga,” kata Chandler.

Seorang pejabat pertahanan, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Bwazir ingin pergi ke negara berbahasa Arab.

Menurut file penjara yang bocor, Bwazir diduga bertempur bersama Brigade 55 Arab Osama Bin Laden.

Dia sebelumnya telah berpartisipasi dalam aksi mogok makan untuk memprotes penahanannya yang panjangnya, lapor Herald.

Pentagon pada Kamis mengumumkan pemindahan dua narapidana dari Teluk Guantanamo, yang menjadikan jumlah tahanan yang tersisa menjadi 91 orang.

Dari mereka, 34 orang telah disetujui untuk dibebaskan. Sisanya menghadapi penahanan lanjutan tanpa batas waktu.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Nebby