Jakarta, Aktual.com – Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmart) DKI Jakarta membentuk satuan tugas (satgas) relawan kebakaran pada setiap rukun tetangga (RT) pada tahun ini.

“Pertengahan 2023 ini memang dibentuk. Mewajibkan minimal dua warga di setiap RT menjadi relawan kebakaran,” kata Kepala Dinas Gulkarmart DKI Jakarta, Satriadi Gunawan di Jakarta Pusat, Ahad (26/2).

Ia menjelaskan, relawan ini dibentuk agar warga dapat melakukan pemadaman api lebih awal sambil menunggu petugas pemadam kebakaran datang.

Dengan demikian, lanjutnya, kebakaran di permukiman warga bisa ditanggulangi lebih awal dan dampaknya pun bisa diperkecil.

Ia mengatakan, nantinya, warga yang sudah mendaftar akan mendapatkan pelatihan tentang tata cara pemadaman kebakaran, penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) hingga teknik evakuasi saat pemadaman kebakaran.

Warga juga akan dilatih untuk membantu petugas pemadam kebakaran di lapangan. Dengan demikian, proses pemadaman pun akan berjalan dengan maksimal.

Tidak sampai di situ, katanya, warga juga akan dilatih untuk mencegah kebakaran sejak dini seperti tata cara pemasangan listrik dan penggunaan tabung gas yang baik.

Satriadi yakin dengan semakin banyaknya relawan kebakaran di Jakarta, potensi kebakaran di wilayah pun bisa semakin diperkecil.

“Kita semakin banyak membentuk relawan kebakaran karena semuanya wilayah punya potensi rawan kebakaran. Bagaimana masyarakat bisa berdaya itu yang penting,” kata dia.

Sebelumnya, beberapa suku dinas (sudin) di wilayah juga telah berupa melakukan pelatihan pemadaman kebakaran untuk warga.

Salah satunya yakni simulasi pemadaman api yang akan dilakukan Sudin Gulkarmart Jakarta Barat tahun ini.

“Jadi kita ajukan empat titik untuk melakukan simulasi pemadaman kebakaran,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Gulkarmart Jakarta Barat, Syarifudin.

Pelatihan simulasi pemadaman api itu dilakukan guna melatih warga dalam melakukan pemadaman darurat dan tata cara membantu petugas pemadam kebakaran.

Sudin Gulkarmat membuat simulasi terjadinya kebakaran. Dalam simulasi tersebut, warga dilatih untuk melakukan pemadaman awal.

Dalam skenario, api akan membesar dan warga diminta untuk memanggil petugas pemadam kebakaran.

Saat itulah petugas datang ke lokasi dan melakukan pemadaman api dengan warga. “Jadi dilatih, warga harus melakukan hal apa saja dan membantu petugas seperti apa,” kata dia.

Syarifudin melanjutkan, kegiatan tersebut direncanakan digelar di kawasan Tambora, Kalideres dan Kembangan Utara.

“Sengaja kita gelar di wilayah rawan dan padat penduduk,” kata dia.

Data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta menyebut, total kebakaran sejak 2018, 2020 dan 2021 fluktuatif karena pada 2018 terjadi 820 kejadian, lalu meningkat jadi 3.256 kejadian pada 2020 dan pada 2021 malah turun menjadi 1.535 kejadian.