Jakarta, Aktual.com — Sejumlah perusahaan asal Taiwan melakukan investasi dalam bentuk 48 proyek di Pulau Jawa senilai 15,19 juta dolar AS.

“Itu baru nilai investasi triwulan pertama tahun ini,” kata Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Arief Fadillah, ditulis Selasa (14/7).

Investasi terbesar Taiwan berada di Provinsi DKI Jakarta senilai 5,51 juta dolar AS. Disusul Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Timur, masing-masing senilai 3,16 juta dolar AS dan 2,70 juta dolar AS.

Sebagian besar investasi Taiwan di Indonesia untuk triwulan pertama tahun 2015 adalah sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran yang seluruhnya mencapai 4,63 juta dolar AS.

Disusul sektor perdagangan dan reparasi senilai 2,54 juta dolar AS dan industri karet, barang dari karet, serta plastik senilai 2,10 juta dolar AS.

Arief optimistis nilai investasi Taiwan di Indonesia akan terus bertambah mengingat selama bulan Juni 2015, pihaknya telah menggelar sejumlah pertemuan bisnis dan forum bilateral serta kegiatan lainnya untuk mempromosikan Indonesia sebagai negara tujuan perdagangan dan investasi bagi kalangan pengusaha.

Sebelumnya pihak KDEI mengunjungi CTBC Financial Holding Co Ltd, importir kertas Right Choice Co Ltd, perusahaan Pan Asia di Kaoshiung, perusahaan galangan kapal China Shipbulding Corp (CSBC), perusahaan Hung Shen Propeller, Taiwan Electrical and Electronic Manufacturers Association (TEEMA), dan Taiwan Association of Machinery Industry (TAMI).

Selain itu, KDEI berpartisipasi pada “The 20th Joint Economic Cooperation Conference between Indonesia and Taiwan” di Jakarta, penyelenggaraan “Indonesia Investment Promotion” yang melibatkan 100 perusahaan berskala menengah dan besar serta pameran “Food Taipei 2015”.

Sementara itu, aktivitas perdagangan Indonesia-Taiwan selama periode Januari-April 2015 mencapai 3,46 miliar dolar AS atau menurun 6,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Arief beralasan bahwa menurunnya performa perdagangan Indonesia-Taiwan dipengaruhi oleh aktivitas produksi di kedua negara tersebut yang sedang mengalami penurunan.

“Namun kami optimistis akan terjadi peningkatan pada bulan berikutnya hingga akhir semester pertama seiring dengan sejumlah forum bisnis dan ekshibisi bisnis yang diikuti pemerintah Indonesia dan sejumlah pengusaha Indonesia,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: