Jakarta, Aktual.co — Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi mengatakan, KPK harus buka nama-nama menteri Presiden Joko Widodo yang diduga memiliki catatan jelek atau dapat tanda merah.
Hal itu, kata dia, penting sebagai pertanggungjawaban lembaga antirasuah kepada publik. “KPK harus membuka nama-nama menteri yang berlapor merah. Nama-nama menteri penting dibuka oleh KPK, sebagai pertanggungjawaban pernyataan mereka ke publik,” kata Uchok, Minggu (2/11).
Jika tidak bersedia membuka nama-nama tersebut, kata dia, KPK sama saja sudah membuang isu liar soal menteri berapor merah ini ke masyarakat. Apalagi, pekerjaan menteri amat penting demi kelancaran pemerintahan.
“Tanpa mereka buka ke publik, KPK sama saja sedang ‘main mata’ dengan koruptor,” kata dia.
“Selain itu, dengan membuka nama-nama menteri berlapor merah, berarti kecurigaan publik kepada KPK lenyap, dan KPK clear tidak bisa dituduh bahwa masuk angin oleh uang koruptor.”
Seperti diketahui polemik tinta merah menteri di kabinet Jokowi terus bergulir. Tidak sedikit pihak yang meminta pihak berwenang membukanya saja, agar tak menjadi isu liar di partai politik.Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad  sempat berjanji akan membuka menteri yang diberi tanda merah dan kuning oleh pihaknya.
Tetapi, hingga saat ini, KPK belum juga membuka rekam jejak para menteri yang diduga terlibat sejumlah kasus korupsi ini tersebut.
Kabar berkembang, satu di antara nama yang diduga masuk dalam daftar merah, yakni Menteri BUMN Rini Soemarno. Rini yang pernah menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan dan jadi Ketua Tim Transisi Jokowi-JK kerap disebut-sebut terlibat sejumlah kasus.
Misalnya terkait proses imbal dagang pesawat jet tempur Sukhoi, helikopter, dan peralatan militer Rusia. Bahkan Rini yang pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Astra Internasional dinilai telah melanggar UU Pertahanan dan UU APBN.
Selain itu kabar terima juga ada nama Tjahjo Kumolo, yang diduga berkaitan dengan kasus travel cek pemilihan Miranda Swarai Goeltom menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh: