Medan, Aktual.com —  Sempat ramai diberitakan media massa kisah pilu tiga orang gadis bernama Hamidah (22), Sundari (16), dan Sarmila (14). Tiga kakak beradik ini hidup miskin setelah kedua orangtua mereka meninggal dunia.

Ketiga yatim piatu ini tinggal di sebuah rumah papan yang berada di tanah wakaf yang dijadikan kuburan keluarga mereka. Kedua orangtua mereka juga dikuburkan di tempat tesebut.

Rumah keluarga malang ini berada di Jalan Ileng, Lingkungan 1, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan.

Rumah berukuran 4×5 meter ini berdindingkan papan, berlantai tanah dan atap yang berlobang. Terkadang juga banjir karena ketika hujan deras akibat tumpahan air dari atap. Tidak hanya berada di tanah kuburan saja, tepat di depan rumah mereka juga terdapat tumpukan sampah warga.

Sebagai kakak tertua, Hamidah bertanggungjawab atas kebutuhan hidup kedua adiknya yang keduanya masih duduk dibangku kelas 4 Sekolah Dasar.

Awalnya, Hamidah terpaksa menjadi buruh setrika, di rumah tetangga mereka dengan upah 30 ribu rupiah perhari. Beruntung, sudah dua bulan terakhir dia bekerja sebagai pegawai di toko perabotan.

Hamidah melepas pendidikannya di bangku kelas 2 SMP, karena tidak ada biaya untuk sekolah. Dia mengaku sempat putus asa dengan keadaan yang mereka alami. Namun karena memiliki tanggung jawab untuk menghidupi kedua adiknya, dia tetap ikhlas menjalani semua kepahitan hidup.

Almarhum ayah mereka, Ibrahim meninggal pada tahun 2011. Ibrahim hanya meninggalkan rumah yang berada di area pemakaman tersebut. Walau tidak ada bantuan dari pemerintah kota Medan, namun mereka beruntung masih bisa mendapat beras miskin dari Bulog. Walau tidak dibekali pendidikan yang tinggi, namun Hamidah tidak pernah putus asa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kedua adiknya.

“Almarhum Ibu saya, Suparni meninggal bersama adik saya pada saat melahirkan. Sedangkan abang tertua kami bekerja di Sulawesi, sudah 5 tahun tidak ada kabar, dia sudah lupa dengan kami. Bantuan dari pemerintah Medan tidak ada,” ujar Hamidah kepada Calon Wali Kota Medan, Ramadhan Pohan saat mengunjungi ketiga gadis malang itu, Jumat (30/10).

Ramadhan Pohan mengaku heran dengan kondisi keluarga tiga yatim piatu itu. Dia tidak menyangka, di kota Medan ada keluarga yang tinggal di kuburan. Setelah melihat kondisi keluarga tersebut, Ramadhan juga memberi santunan kepada tiga kakak beradik itu.

“Harusnya kondisi keluarga seperti mereka diberi perhatian khusus. Kepada siapa lagi mereka bergantung, kedua orangtua mereka sudah tiada. Semoga mereka diberi kesabaran dan rezeki agar tidak putus asa dalam menjalani hidup,” kata Ramadhan.

Artikel ini ditulis oleh: