Jakarta, Aktual.com — Bila dalam berita sebelumnya, Aktual.com sudah membahas tentang mimpi itu terbagi menjadi tiga macam. Dari ketiga mimpi tersebut biasanya ada sebuah pertanda. Berikut tanda-tanda untuk Muslim dalam mengenali sebuah mimpi.
Yang pertama, tanda-tanda mimpi yang benar
1. Bersih dari mimpi kosong, bayang-bayang yang menakutkan dan meresahkan.
2. Dapat dipahami ketika terjaga. Yang bermimpi tidak melihat dalam tidurnya sesuatu yang bertolak belakang. Seperti mimpi melihat orang berdiri dalam keadaan duduk.
3. Tidur dalam keadaan pikirannya jernih, tidak disibukkan oleh satu persoalan pun. Karena pada umumnya, mimpi orang yang seperti ini adalah karena bisikan jiwanya (angan-angannya, red) sebelum tidur.
Misalnya dia dalam keadaan haus lalu tertidur dan dalam tidurnya mimpi dia sedang minum, atau lapar lalu mimpi sedang makan dan sebagainya.
4. Mimpi tersebut dapat dita’wil dan sesuai dengan yang ada di Lauh Mahfuzh. Kalau mimpi itu kadang terlihat begini atau kadang begitu. Oleh karena itu tidaklah dinamakan mimpi yang baik dan benar. Karena mimpi yang benar itu harus tersusun rapi yang sesuai dan memungkinkan untuk dita’wilkan(ditafsirkan).
Yang kedua, mimpi yang diperbuat oleh setan
Mimpi ini sangat berbeda dengan yang telah Aktual.com paparkan sebelumnya. Sehingga kalau mimpi ini meliputi berbagai perkara yang mendatangkan duka cita, keresahan, ketakutan dan sebagainya, maka tidak perlu diperhatikan karena itu adalah perbuatan setan.
Al Allamah ‘Abdurrahman bin NAshir As Sa’di Rahimahullah mengatakan, “Perbedaan antara Ahkam yang berupa mimpi-mimpi kosong dan tidak bisa dita’wil, seperti orang yang bermimpi dalam keadaan dia sibuk berfikir dan berangan-angan terhadap suatu persoalan.”
“Maka kebanyakan yang dilihatnya dalam tidurnya adalah sejenis dengan apa yang dipikirkannya ketika dia dalam keadaan jaga. Jenis ini biasanya mimpi kosong yang tidak ada ta’wilnya.”
Demikian juga bentuk lain yang dilemparkan setan kepada ruh orang yang tidur, berupa mimpi dusta dan makna-makna yang kacau. Ini juga mimpi yang tidak ada ta’wilnya. Dan tidak perlu menyibukkan pikirannya dengan hal ini, bahkan sebaliknya dia membiarkannya begitu saja.
Adapun mimpi yang benar, maka itu adalah ilham yang diberikan Allah SWT kepada ruh ketika dia lepas dari jasad pada waktu tidur. Atau tamsil yang dibuat oleh malaikat bagi seorang manusia agar dia memahami apa yang sesuai dengan tamsil itu. Yakni, kadang dia melihat sesuatu sesuai hakikatnya dan ta’birnya adalah apa yang dilihatnya dalam tidurnya. (Bersambung…..).
(Sumber: Al-Majmu’atul Kamilah li Mu’allafat Ibnu Sa’di, (1/108); Tafsir Al Qurthubi (9/126), At Tamhid (1/288); Ensiklopedia Adab Islam Menurut Al Qur’an dan As-Sunnah, Jilid I- Pasal XI, hal. 529-539, Adul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, Penerbit: Pustaka Imam Asy Syafi’i, telah diedit untuk keselarasan; Teks hadits dari www.mutiarahadits.com)
Artikel ini ditulis oleh: