Jakarta, Aktual.com — Di dalam ajaran agama Islam, Allah SWT menganjurkan untuk makan dan minum yang halal dan baik serta begizi. Halal yang berarti diperbolehkan atau tidak ada larangan syar’i yang melarang nya, baik karena sifat benda atau cara mendapatkannya.

Bergizi maksudnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, seperti vitamin, karbohidrat, protein dan lemak. Dengan Muslim mengasup makanan yang baik, diharapkan menjadi sumber energi yang dapat membantu kita untuk berbuat kebaikan. Dengan begitu makanan tersebut memiliki keberkahan dalam kehidupannya.

Selain itu, Islam juga mengajarkan tentang adab makan dan minum, Allah SWT berfirman,

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya, “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”(An-Nahl : 114).

“Ketahuilah bahwasannya Islam tidak menganggap persoalan makan dan minum hanya sekedar persoalan dunia, tetapi juga ada kaitannya dengan ibadah. Dan hal ini tergantung pada niat dan motivasi manusia itu sendiri terhadap apa yang dilakukannya. Kita juga mengetahui Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran beliau sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian modern akan kebenaran manfaatnya yang besar,” tutur Ustad Muhamad Ghozali, MA, kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (23/03).

Salah satu ajaran Nabi Muhammad tentang adab-adab makan yang membawa kesehatan dan keberkahan sepanjang zaman. Agar kita tetap bisa menjaga akhlak dengan meneladani Rasul dalam urusan makan dan minum sekaligus mendapatkan pahalanya. Berikut diuraikan tata cara dan budaya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut,

1. Mencuci tangan

Mencuci tangan salah satu cara untuk menghindari terinfeksi sejumlah penyakit yang berbahaya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih atau lemak (karena tidak dicuci) dan ketika bangun pagi ia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”

2. Membaca Basmalah dan Hamdalah

“Memulainya dengan membaca ‘Basmalah’ serta doa. Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling minimal. Sebab bila tidak menyebut nama Allah SWT, setan niscaya akan turut makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya,” terang Ustad Ghozali.

Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam sebuah Hadis Rasulullah SAW berkata,

Dan dari Jabir berkata, saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan mengucapkan ‘bismillah’ ketika masuk dan ketika hendak makan, maka setan berkata kepada temannya, ‘tiada tempat tinggal dan tiada bagian makanan bagimu disini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama Allah, maka setan akan berkata, ’Kamu dapat bermalamdi rumah ini’. Kemudian jika waktu makan tidak menyebut nama Allah, setanpun berkata, ‘kamu dapat bermalam dan makan disini’.”(HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah berkata,

كنتُ غُلاما في حجْرِ رسول الله -صلى الله عليه وسلم- ،وكانت يَدي تطيشُ في الصحفَة ، فقال لي رسول الله -صلى الله عليه وسلم- : ياغلامُ ، سَمَّ اللَّه ، وكلْ بيمينك ، وكلْ مما يلَيك

Artinya, “Ketika aku masih kecil dalam didikan Rasulullah SAW, dan tanganku mengambil makanan dari segala sisi piring. maka berkata kepadaku Rasulullah SAW, Wahai anak, bacalah basmalah, dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat darimu.”(HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)

Namun apabila kita lupa di awal makan, maka ucapkanlah segera saat teringat. Rasulullah SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a, “Bila salah seorang diantara kamu hendak makan maka ucapkanlah “bismillah”, namun bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula hingga akhir).”(HR. Tirmidzi)

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, Beliau menjelaskan ketika seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka setan akan ikut makan dengannya. Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka setan pun langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya.

Dan, membaca hamdalah setelah makan atau minum, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,

من أكل طعاما فقال الحمد لله الذي أطعمني هذا ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة غفر له ما تقدم من ذنبه

Artinya, “Barang siapa yang setelah makan membaca Alhamdulillahilladzi ad’amani hadza wa rozaqanihi min ghoiri haulin minni wala quwwah maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR. At-Tirmidzi)
Rasullulah SAW bersabada, “Jika seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).”(HR. Abu Dawud)

Rasulullah SAW kembali bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)

3. Makan dan minum dengan tangan kanan

Mengunakan tangan kanan untuk makan dan minum. Ingat Islam melarang makan dan minum menggunakan tangan kiri. Rasulullah SAW bersabda,

لاتأكلوا بالشمال فإن الشيطان يأكل بالشمال

Artinya, “Janganlah kalian makan dengan tangan kiri, karena setan makan menggunakan tangan kiri.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)

Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang diantaramu makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan jika ia minum maka hendaklah minum dengan tangan kanannya. Sebab setan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.”(HR. Muslim)

Sebenarnya kedua tangan manusia dapat mengeluarkan tiga macam enzim, namun konsentrasi di tangan kanan lebih banyak daripada tangan kiri. Dan enzim-enzim tersebut sangat membantu dalam proses pencernaan makanan.

4. Tidak mencela makanan

Memakanan makananan yang disukai dan tidak mencela makanan yang tidak disukai. Bagaimana yang dipraktekkan Rasulullah SAW,

ماعاب رسول الله صلى الله عليه وسلم طعاما قط، كان اذا اشتهى شيئا أكله وإن كرهه تركه

Artinya, “Rasulullah Sholallahu ‘alaihi Wasallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau mau maka beliau memakannya, dan jika tidak makan beliau meninggalkannya.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)

5. Disunahkan makan bersama

Disunnah berkumpul ketika ingin makan. Makan bersama akan menambah nikmat dan berkah, lebih banyak yang berkumpul maka banyak juga berkah nya. Rasulullah SAW bersabda,

طعام الواحد يكفي الاثنين، وطعام الاثنين يكفي الأربعة، وطعام الأربعة يكفي الثمانية

Artinya, “Makanan satu orang cukup untuk dua orang, dan makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang.” (HR. Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)

Beliau juga bersabda,
فاجتمعوا على طعامكم واذكروا اسم الله عليه يبارك لكم فيه

Artinya, “Berkumpulkan ketika makan dan bacalah nama Allah maka Allah akan memberkati kalian dalam makanan itu.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)

6. Tidak berlebihan dalam makanan dan juga tidak kekurangan

Rasulullah juga menasehati untuk bijak dalam segala hal, termasuk dalam makanan. Setiap orang harus dapat mengira-ngira seberapa banyak yang ia perlukan dalam makan supaya tidak terjadi nya berlebihan dan tidak juga kekurangan.

Rasulullah SAW bersabda,

فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه

Artinya, “Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas.”(HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)

7. Makan sambil duduk tapi tidak bersandar, dan tidak berdiri.

Hal ini seiring dengan hadis Rasulullah SAW, dari Anas dari Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah melarang orang minum sambil berdiri”. Lalu Qatadah bertanya kepada Anas, Kalau makan bagaimana ? Ia pun menjawab, “Hal itu (makan dengan cara berdiri) lebih busuk dan jahat.”(HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi)

Dari Mikdam bin Ma’dikarib ra. Menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tiada memenuhi anak Adam suatu tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.”(HR. Tirmidzi dan Hakim)

8. Makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang

Rasulullah SAW bersabda, “Aku tidak makan dengan posisi bersandar (muttaki-an).”(HR. Bukhari)

“Muttaki-an” ada yang menafsirkan duduk bersilang kaki dan ada pula yang menafsirkan bersandar kepada sesuatu baik itu bersandar di atas salah satu tangan atau bersandar pada bantal. Ada pula yang menafsirkan bersandar pada sisi badan.

9. Makan makanan halal

Kewajiban seorang Muslim yaitu menafkahkan keluarganya dengan makanan yang halal dan caranya yang benar. Karena di setiap apapun yang kita kerjakan dengan benar dan halal akan membawa keberkahan didalam rumah tangga, maupun di keluarga kita.

Allah SWT berfirman,

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖ إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Artinya, “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Al-Mu’minun : 51)

10. Memakan makanan yang terdekat dahulu

Umar bin Abi Salamah ra, bercerita, “Saat aku belia, aku pernah berada di kamar Rasulullah SAW dan kedua tanganku seringkali mengacak-acak piring-piring. Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ’Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari makanan baik yang terdekat.”(HR. Bukhari)

Dalam Hadis lain juga dikatakan, “Sesungguhnya termasuk pemborosan (perbuatan yang berlebihan dan dimurkai Allah) bila kamu makan apa saja yang kamu (bernafsu) ingin memakannya.”(HR. Ibnu Majah)

11. Mendahulukan makan daripada salat jika sudah dihidangkan

Maksud dari telah dihidangkan yaitu sudah siap disantap. Rasullualah SAW bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan salat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi salat) sampai makanmu selesai.”(Muttafaqun ‘alaih)

Faidah mendahulukan makan daripada salat adalah kita tidak akan memikirkan makanan ketika salat. Oleh karena itu, yang menjadi ukuran adalah tingkat lapar seseorang. Apabila ada seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan sebaiknya makan terlebih dahulu. Tetapi sebaiknya hal ini jangan sering dilakukan apalagi dijadikan sebagai rutinitas.

12. Minum tiga kali tegukan dan mengambil nafas di luar gelas

Rasulullah SAW selalu minum sebanyak tiga kali, dan menyebut nama Allah SWT di awalnya dan memuji Allah SWT di akhirnya. “Apabila Rasulullah SAW minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Karena bernafas dalam gelas dilarang oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam gelas.”(HR. Bukhari)

13. Berdoa sebelum minum susu dan berkumur-kumur sesudahnya

Rasullullah SAW bersabda, “Jika minum susu maka ucapkanlah, “Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu (Ya Allah berkahilah kami pada susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari itu ) karena tidak ada makanan dan minuman yang setara dengan susu.”(HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman)

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kalian minum susu maka berkumur-kumurlah karena sesungguhnya susu meningkalkan rasa masa pada mulut.”(HR. Ibnu Majah)

“Demikian tata cara atau adab yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebenarnya tak hanya itu yang diajarkan oleh Rasul kepada kita masih banyak lagi hal lain yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam hal makan dan minum,” tandasnya. Bersambung…..

Artikel ini ditulis oleh: