Jakarta, Aktual.com — Sebelum kita membahas mengenai khusyuk dalam salat, akan lebih bijaksananya kita mengetahui apa arti dari khusyuk itu sendiri. Ustad Hasanudin menjelaskan kepada Aktual.com, Senin (14/03), di Jakarta, pada dasarnya pengertian dari khusyuk ada tiga macam. Yaitu, pertama arti secara bahasa, arti secara istilah dan arti dari para Ulama.

1. Khusyuk secara bahasa

Tunduk, pasrah. merendah atau diam. Artinya mirip dengan kata “khudhu”. Hanya saja kata khudhu lebih sering digunakan untuk anggota badan, sedangkan khusyuk untuk kondisi dan gerak-gerik hati.
يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهُ ۖ وَخَشَعَتِ الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَٰنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا

Artinya, “Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara, red) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.”(Ta-ha : 108).

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الْأَرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ ۚ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۚ إِنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya, “Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat Bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(Al-Fushshilat : 39)

2. Khusyuk secara Istilah

Khusyuk artinya kelembutan hati, ketenangan sanubari yang berfungsi menghindari keinginan keji yang berpangkal dari memperturutkan hawa nafsu hewani, serta kepasrahan di hadapan Illahi yang dapat melenyapkan keangkuhan, kesombongan dan sikap tinggi hati.

Adapun pengertian khusyuk di dalam salat, kondisi hati yang penuh dengan ketakutan, mawas diri dan tunduk pasrah di hadapan keagungan Allah SWT. Kemudian semua itu membekas dalam gerak-gerik anggota badan yang penuh hikmat dan konsentrasi dalam salat, bila perlu menangis dan memelas kepada Allah SWT sehingga tak memperdulikan hal lain.

3. Khusyuk menurut para Sahabat dan Ulama:

Ibnu Abba’s, “Penuh takut dan khidmad”

Al-Mujahid, “Tenang dan tunduk”

Ali bin Abi Thalib, “kekhusyuan hati“

Hasan al-Bashri, “Berawal dari dalam sanubari, lalu terkilas balik ke pandangan mata mereka sehingga mereka menundukkan pandangan mereka dalam salat”

Imam Atha‘, “Tak sedikit pun kita mempermainkan salah satu anggota tubuh kita.” Bersambung……

Artikel ini ditulis oleh: