Alexander Majouga. (ilustrasi/aktual.com)
Alexander Majouga. (ilustrasi/aktual.com)

Moskow, Aktual.com — Peneliti Rusia belum lama ini berupaya mengembangkan metode penyembuhan kanker baru menggunakan partikel nano berbahan magnet. Sebelumnya mereka telah menggunakan perangkat itu untuk proses diagnosa.

Kepala peneliti Alexander Majouga dari Laboratorium Biomedis Partikel Nano NUST MISS mengaku akan mengembangkan pil magnetik yang disuntik bersama obat tumor. Masalah sebelumnya pada kemoterapi, obat semacam itu kerap gagal memasuki jaringan tumor yang baru terbentuk.

“Berbeda dengan obat sebelumnya, partikel magnet ini cukup kecil sehingga mudah tertarik pada bidang magnet yang lebih besar. Nantinya, bidang itu akan ditempatkan di dekat kepala pasien, sehingga pil magnetik itu dapat tetap berada di dalam tumor,” kata Majouga, Minggu (4/9).

Menurut dia, dokter nantinya dapat mengatur frekuensi magnetik yang dapat merusak proses bio-kimiawi sehingga membuka akses bagi obat untuk masuk. “Prosesnya, pertama kali menggunakan citra MRI untuk memastikan pil magnetik telah terakumulasi di saluran yang tepat, kemudian mereka akan mengalirkan obat langsung ke tumor. Sejauh ini kami tengah memilih partikel terkait seraya mempelajari bagaimana memasukkan obat ke dalamnya. Peneliti telah mencoba memasukkan pil tersebut dalam sel kanker glioma. Proses selanjutnya kami akan akan mengujinya dalam sistem tubuh.

Majouga mengaku pihaknya tengah mengembangkan metode magnetik itu untuk proses pengobatan kanker otak. Peneliti negara lain seperti di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, bekerja sama dengan Alnylam Pharmaceticals mengembangkan metode pengobatan berbasis magnet untuk penyakit hati. Sementara itu, lembaga riset lainnya, BIND Biosciences fokus mengobati kanker prostat. Dalam proses pengobatan kanker, distribusi obat hingga ke jaringan yang terjangkit dianggap cukup penting.

“Pasalnya, obat mesti mencapai sasaran dalam waktu yang tepat, karena jika tidak unsur itu akan menyebar seraya menghancurkan jaringan tubuh lain seperti halnya kemoterapi. Pasien kerap mengalami kebotakan dan efek samping lainnya, mengingat sel tubuh turut mati dalam proses tersebut,” kata Majouga.

Dengan begitu, kita perlu mengembangkan metode yang mampu menyasar langsung jaringan kanker, tambahnya. Meski dianggap sulit, ada beberapa jenis kanker yang dapat disembuhkan, misalnya kanker payudara dan prostat.

“Selama 20 tahun tak ada yang berpikir partikel nano dapat digunakan untuk mengobati kanker. Akan tetapi saat ini banyak peneliti yang terlibat dalam bidang riset itu, sehingga saya yakin akan ada metode baru dan lebih efektif untuk menyembuhkan penyakit tersebut,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu