Jakarta, Aktual.co — Tentara Lebanon menguasai kembali satu kawasan di Tripoli Senin, tempat ribuan warga sipil telah melarikan diri dari pertempuran mematikan dengan para militan yang memerangi tentara di seantero kota itu selama tiga hari.
“Tentara mengendalikan sepenuhnya benteng Bab al-Tebbaneh setelah mereka bergerak ke distrik tersebut tanpa menemui perlawanan,” kata seorang juru bicara militer, seperti yang dikutip dari kantor berita AFP, Senin (27/10).
“Tentara telah menguasai Bab al-Tebbaneh,” kata jubir itu, seraya menambahkan bahwa para serdadu telah menahan 162 militan sejak Jumat.
Tentara mengeluarkan satu pernyataan yang menyerukan para militan yang masih kabur untuk menyerahkan diri.
Para serdadu melancarkan pencarian dari rumah ke rumah sementara mereka bergerak maju dan menyita beberapa senjata.
Ribuan warga sipil telah melarikan diri dari kawasan yang dihuni 100.000 orang pengikut Sunni selama masa tenang Ahad malam.
Sedikitnya lima warga sipil dan 11 serdadu tewas di Tripoli sejak para militan melancarkan serangan yang tak disangka-sangka di distrik pasar tengah Jumat.
Untuk pertama kali kekerasan yang mematikan telah melanda jantung kota kedua terbesar dan bersejarah itu di Lebanon, yang terkena imbas kekerasan dari perang saudara di Suriah, negara tetangganya, selama lebih tiga tahun.
Jalan-jalan sepi Senin, bahkan orang-orang yang berada di kawasan-kawasan yang jauh dari pertempuran sangat takut keluar rumah.
Kendaraan-kendaraan terbakar di ujung Bab al-Tebbaneh dan kebakaran yang melanda rumah-rumah dan toko-toko.
Suasana mencekam sepanjang malam sementara orang-orang dari semua usia meninggalkan kawasan tersebut.
Banyak wanita keluar rumah dengan mengenakan piyama, menangis ketika mereka dan para pria dicari oleh tentara dan pasukan intelejen.
Pria-pria membawa anak-anak dan orang tua yang terlalu lemah untuk berjalan.
Sekolah-sekolah dan universitas ditutup di Tripoli Senin akibat kekerasan tersebut.
Bentrokan-bentrokan di kota di pesisir itu sering terjadi antara militan Sunni yang bersimpati dengan pemberontak di Suriah dan warga pengikut Alawit yang setia dengan rezim Damaskus.
Tentara juga mendapat serangan oleh kelompok Sunni yang menudingnya berkolusi dengan Hizbullah, kelompok militan Syiah, dalam campur tangan di konflik Suriah di pihak rezim itu.