Surabaya, Aktual.com — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tak terima dengan pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya, yang menyebut proyek Trem sebagai proyek nostalgi.

“Kalau dengan Trem, kita bisa mengkoneksikan dengan sistem IT. Kapan jamnya berangkat dan berhanti. Waktu akan selalu tepat.” kata Risma, Jumat (9/9).

Dia mengatakan, mengapa pemerintah mengutamakan Trem, karena di Surabaya terlalu banyak persimpangan jalan raya yang bisa menghambat waktu dan berbahaya bagi penumpang.

Terlebih, jumlah penduduk Surabaya yang padat, bus hanya mampu maksimal membawa 100 penumpang dengan sarana double decker.

Sementara jika menggunakan Trem, rangkaian bisa maksimal sesuai dengan kebutuhan jumlah penumpang. Tidak hanya itu. Alasan lain menurut Risma, Trem lebih aman karena banyak pintu.

“Trem itu kalau jalan di samping pedestrian, itu kalau berhenti bisa langsung keluar alat atau jalan bagi divable. Kalau bus kan nggak bisa. Itulah alasannya. Jadi bukan karena nostalgia.”

Seperti diketahui, proyek trem tersebut direncanakan akan membentang sepanjang 17 Km yang menguhubungkan wilayah Surabaya Selatan dan Utara.

Rutenya mencakup Wonokromo, Pandegiling, Embong Malang, Kedungdoro, Pasar Blauran, Pasar Turi, Indrapura, Rajawali, Jembatan Merah, hingga Tugu Pahlawan. Jalur trem tersebut bakal memiliki 29 titik pemberhentian.

Sementara kementerian Perhubungan masih akan mengkaji terus proyek Mass Rapid Transit Surabaya berupa angkutan trem yang selama ini dirancang Pemkot Surabaya. Dan kemarin, Menteri Perhubungan, Budi Karya, menyebut bahwa proyek Trem tersebut proyek nostalgia Risma.

Laporan: Budiawan

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu