Tersesat di jalan yang terang adalah potongan syair lagu Biarkan bulan bicara yang dinyanyikan almarhum Broery Pesolima, seperti itulah perjalanan negara Indonesia setelah memakai UUD’45 palsu terutama dengan dihapuskannya Garis-garis Besar Haluan Negara.
Dengan sistem pemilihan presiden langsung yang secara prinsip melanggar sila ke 4 dari Pancasila, maka setiap calon presiden menawarkan visi misinya untuk menarik minat calon pemilihnya, tidak perduli apakah program yang ditawarkan masuk akal atau tidak.
Salah satu faktor penting untuk mewujudkan programnya adalah keuangan, tidak peduli ada uang atau tidak seorang calon presiden harus meyakinkan pemilihnya bahwa uangnya sudah tersedia, bahkan ada istilah “UGM”, Uang Gak Masalah.
Ketika sudah terpilih seorang presiden berusaha mewujudkan janji-janji kampanyenya, sehingga harus mati-matian mencari sumber keuangan meski harus berhutang sehingga dikuatirkan bisa melewati batas yang ditetapkan oleh undang-undang atau memakai dana masyarakat meski menyimpang dari rencana peruntukannya seperti dana haji.
Agar rakyat tidak terus menerus menjadi korban ambisi syahwat kekuasaan, maka rakyat harus menghentikan sistem yang menyimpang dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 ini.
Dokter Zulkifli S Ekomei, Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dan Pegiat Sosial-Politik Kembali ke UUD 1945 asli.