Jakarta, Aktual.com – Program pengampunan pajak (Tax Amnesty) yang semula ingin ditargetkan untuk mengumpulkan dana-dana di luar negeri dan merepatriasinya, belakangan malah membuat geger masyarakat di dalam negeri.

Namun, bagi pemerintah dalam hal ini dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, kebijakan pihak DJP untuk menyasar masyarakat di dalam negeri, justru karena faktor keadilan, terutama bagi para konglomerat atau pengusaha kelas kakap.

“Justru kenapa kita kejar masyarakat bawah ini, karena agar ada keadilan juga bagi semua WP (wajib pajak), seperti baik pengusaha menengah dan UMKM, jadi tak hanya konglomerat besar,” dalih Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP, Hestu Yoga Saksama, dalam diskusi Geger Tax Amnesty di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (3/9).

Karena, kata Yoga, awal konsep UU Nomor 11 tahun 2016 ini tidak hanya untuk mengejar dana-dana di luar negeri. Tapi juga bisa untuk dana di dalam negeri.

Apalagi dia mengklaim, dari data yang sudah masuk setelah mengikuti tax amnesty ini, dari total 27 ribu WP, ternyata ada 30 persen adalah para WP-WP yang selama ini belum pernah bayar pajak.

“Selama ini mereka itu tidak memiliki NPWP. Tidak pernah bayar pajak dan dengan adanya tax amnesty maka telah menmabah tax base (basis data) kita. Jadi ke depannya akan lebih baik,” jelas dia.

Karena butuh tax base lebih banyak ini, maka pihak pemerintah, kata dia, terus menyasar dana-dana yang ada di dalam negeri. “Tapj ingat, tidak semua orang. Orang-orang yang memiliki pengasilan di bawah PTKP, para petani, para nelayan, dan penbantu tidak bisa ikut tax amnesty,” ungkap dia.

Namun ketika ditanya seberapa banyak komposisi dana yang dikejar antara dalam negeri dan luar negeri? Yoga tak bisa menjelaskan secara pasti. Namun, jika dilihat dari target-target pemerintah selama ini, maka dana di dalam negeri sepertinya akan lebih banyak.

“Muncullah target angka kita untuk deklarasi Rp4.000 triliun, untuk repatriasinya Rp1000 triliun. Dari angka itu kita targetkan uang tebusan Rp165 triliun. Jadi ya kita tetap optimis sesuai target,” jelas dia.

Jika dilihat antara kompoisisi dana deklarasi dan dana repatriasi, lebih banyak deklarasi, maka bisa jadi dana di dalam negeri ini yang banyak disasar.

“Jadi saya rasa, selama ini tax amnesty ini sudah sesuai sasaran dan tidak tepat. Karena kita mau tax base yang lebih baik,” pungkas dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh: