Ratusan calon jamaah haji dan umroh  menggelar aksi damai di depan kedutaan Arab Saudi, Jakarta, Kamis (3/10). Dalam aksinya mereka menolak kebijakan aturan biometrik untuk pengajuan visa umrah melalui Visa Fasilitating Service (VFS) Tasheel yang ada di Indonesia. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (PATUHI) tetap menolak keberadaan VFS Tasheel, sebagai pihak ketiga pembuat visa atas penunjukan Kedutaan Besar Arab Saudi, karena dinilai membikin susah jamaah umrah.

Oleh karena itu, dikatakan anggota dewan PATUHI Joko Asmoro, PATUHI pergi ke Arab Saudi untuk melakukan komunikasi secara langsung dengan pemerintah Arab Saudi itu, karena di Indonesia, mereka tidak mendapatkan jawaban jelas.

“Kita kemarin berangkat ke Arab Saudi karena di Indonesia tak bertemu jawaban. Wakil Kementerian Haji Arab Saudi mengatakan akan melayani yang sebaik-baiknya bagi jemaah umrah. Tapi sampai tiga minggu ini belum ada kabar lagi,” kata Joko Asmoro di Jakarta, Kamis (3/1).

Dijelaskan Joko, penolakan keberadaan VFS Tasheel itu, karena faktor geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

“Sejak 17 Desember diterapkan biometrik sebagai syarat mendapatkan visa untuk jamaah umrah juga haji nantinya yang akan ke Makkah, ini sangat sulit di Indonesia karena faktor geografis,” jelas Joko.

Lebih lanjut, adanya perekaman biometrik oleh VFS Tasheel ini telah mengganggu jadwal keberangkatan jemaah umrah oleh sejumlah agen travel tadi. Akibatnya, banyak dari jemaah umrah yang telat berangkat dan tentu merugikan mereka.

“Dengan keberadaannya di kota-kota utama itu saja masih sulit. Contoh di Papua nggak ada dan dia perlu ke Makassar. Ternate pun nggak ada, juga Padang. Konsekuensinya biaya yang terlalu tinggi dan waktu pelayanan yang terbilang lama,” imbuh dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin