Jakarta, Aktual.com — Masyarakat tiga desa di Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun menolak pembangunan sarana air bersih yang bersumber dari sungai Bah Hinsir. Sebab, masyarakat yang berprofesi sebagai petani di Simpang Raya, Sipoldas dan Bangun Sitolu Bah mengkhawatirkan pembangunan itu akan berdampak pada tanaman padi mereka.

Menurut Posman Siallagan Sungai Bah Hinsir di Nagori Bangun Sitolu Bah merupakan sumber air dari 400 hektare areal sawah milik petani. “Kalau dilanjutkan, sawah kami bisa kekeringan karena kurang air,” kata warga Simpang Raya itu, Minggu (6/9).

Posman mengatakan, pihaknya telah mengajukan keberatan kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun melalui aparat desa dan kecamatan, yang mengadakan musyawarah tanpa kehadiran pihak PDAM Tirtalihou.

Posman mendesak pemerintah membatalkan pembangunan proyek pengadaan sarana air bersih tersebut, untuk kelangsungan hidup dan bertahannya produk padi di daerah itu.

Direktur Teknik PDAM Tirtalihou Erwin Matondang menjelaskan, pembangunan sarana tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan di Simpang Raya dan Embong.

Petani di tiga itu desa tidak perlu khawatir karena air yang dipergunakan nantinya bersumber dari bak penampungan air milik PDAM Tirtalihou. Sedangkan proyek itu milik PSDA Pemprov Sumatera Utara yang telah melalui proses administrasi dan penelitian supaya tidak merugikan masyarakar sekitar sumber air.

PDAM hanya sebatas koordinasi, menyediakan sumber mata air, dan menyiapkan lahan guna pembangunan pipa untuk kebutuhan 11 liter per detik. “Jadi tidak akan mengganggu distribusi air ke sawah penduduk,” kata Erwin.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu