Ketua Umum DPP PPP Muhammad Romahurmuziy (kanan) berbincang dengan Mensos yang juga Bakal Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) saat acara tasyakuran harlah ke-45 PPP di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2018) malam. Dalam acara ini, turut hadir Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani, Anggota Watimpres Suharso Monoarfa, Majelis Tinggi PPP Bachtiar Chamsyah dan ratusan kader PPP lainnya. AKTUAL/Tino Oktaviano

Surabaya, Aktual.com – Pengamat politik sekaligus CEO Initiative Institute Airlangga Pribadi Kusman menyebut ada tiga faktor yang menyebabkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Estianto Dardak unggul di Pilkada Jatim 2018.

“Kemenangan itu terlihat dari tren dukungan suara terhadap pasangan Khofifah-Emil yang semakin lama semakin naik selama 4-5 bulan terakhir, sementara disi lain suara Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarnoputri yang tertahan,” kata Airlangga di Surabaya, Kamis (28/6).

Hasil penghitungan cepat Pilkada Jatim yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei pada Rabu (27/6), lanjut dia, menunjukkan kemenangan pasangan Khofifah-Emil atas Gus Ipul-Puti dengan kisaran angka 53 persen banding 46 persen .

Dosen Departemen Politik Universitas Airlangga ini menyebut ada tiga hal yang menjadi faktor kemenangan dari pasangan Khofifah-Emil atas Gus Ipul-Puti yakni pertama, strategi populisme elektoral yang dijalankan oleh Khofifah dan Emil dimana mereka langsung menyentuh lapisan terbawah dari pemilih menjadi strategi utama yang dilakukan oleh pasangan ini.

“Hal ini membuat hubungan dan identifikasi politik antara Khofifah-Emil dan pemilih bersifat langsung. Hal ini yang juga terjadi dalam strategi kemenangan pasangan Gubernur Jakarta Jokowi-Ahok pada 2012 lalu,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara