Jakarta, Aktual.com – Tanggal 20 Oktober 2017 nanti pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah resmi tiga tahun. Namun sayangnya, laju pertumbuhan ekonomi yang di awal-awal ditargetkan bisa mencapai 7 persen, faktanya tak lebih dari 5 persenan saja.
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution faktanya perekonomian nasional saat ini memang yang dicapai masih rendah yakini lebih rendah dari tahun 2013 lalu. Atau lebih rendah dari era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Pada 2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,56%, kemudian pada 2014 melambat ke 5,02%, bahkan di 2015 sebesar 4,79 persen, dan pada 2016 lalu 5,02%. Tapi kan saat ini trennya mulai membaik,” jelas Darmin saat membahas kinerja 3 tahun Jokowi-JK di Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta, Selasa (17/10).
Dia mengklaim, pertumbuhan ekonomi rendah di awal era Jokowi-JK karena perlambatan ekonomi global. Tapi saat ini, sejak 2015 lalu kelihatan sudah mulai membaik, dibanding 2013 ke 2014 yang melambat. “Dan sekarang mulai membaik lagi menjadi lebih cepat,” kata Darmin.
Untuk itu, target pemerintah akan terus melakukan pemerataan kesejahteraan. Apalagi sejumlah indikator yang menjadi tolok ukur bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat juga mulai membaik.
Darmin mengklaim seperti pendapatan per kapita, tingkat kemiskinan, hingga pengangguran berangsur membaik. “Itu tidak terlepas dari perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya.
Dia mengklaim, pendapatan per kapita secara konsisten membaik. Meski dia akui tingkat kemiskinan sejak Maret 2016 bergerak konsisten belum memabik. Namun dia mengakui tingkat pengangguran tak sepenuhnya teratasi dengan baik.
“Untuk tingkat pengangguran memang tidak seratus persen konsisten tapi tendensinya sejak Agustus 2015 kelihatan jelas menurun,” dia mengakui.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby