Jakarta, aktual.com – Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan kerjasama antar negara, peluang untuk belajar dan berkarya di luar negeri semakin terbuka lebar. Di bidang profesional, pemerintah Australia setiap tahun memberikan Working Holiday Visa untuk 2.500 warga Indonesia. Di bidang pendidikan, setiap bulan minimal ada dua beasiswa internasional yang dibuka untuk pemuda-pemudi kita.

Tren ini selain dapat dilihat sebagai peluang, juga merupakan tantangan, mengingat negara lain menikmati peluang yang sama. Jika peluang ini tidak dimanfaatkan dengan baik, Indonesia di masa depan akan semakin tertinggal dari negara-negara lain.

Di Kampung Inggris Pare, Kediri, sebuah lembaga kursus bahasa Inggris didirikan untuk menjawab tantangan tersebut. Lembaga tersebut adalah Titik Nol English Course yang berdiri pada tahun 2017.

Meskipun baru berusia dua tahun, lembaga ini telah mendidik lebih dari 5000 pemuda-pemudi Indonesia. Alumninya tersebar di seluruh dunia, memanfaatkan peluang beasiswa dan kerja.

Karena didirikan untuk tujuan di atas, selain menyediakan program belajar bahasa Inggris, Titik Nol English Course juga memberikan banyak fasilitas yang terkait, seperti seminar dari para penerima beasiswa luar negeri setiap bulan, workshop persiapan pendaftaran kampus dan beasiswa, serta kegiatan-sosial keagamaan untuk mengembangkan kepribadian siswa. Semua fasilitas tersebut gratis. Ini merupakan terobosan karena selama ini akses terhadap informasi dan bimbingan persiapan beasiswa dan kuliah sangat terbatas karena berbayar.

“Jadi misi kami memang mempermudah jalan anak-anak Indonesia ke dunia Internasional. Mereka perlu didorong dan difasilitasi agar siap bersaing dalam pasar global,” ujar Direktur Utama Titik Nol English Course Samuel Evans Ketaren, melalui siaran persnya di Jakarta, Sabtu (14/12).

Bukti komitmen tersebut dapat dilihat dari dibukanya program beasiswa Kampung Inggris setiap dua minggu. Program ini berupa potongan biaya kursus 50%, sehingga siswa hanya perlu membayar sekitar Rp 500ribu per bulan untuk kursus sekaligus asrama. Pilihan program belajar pun diperbanyak, ada program untuk yang ingin fokus belajar speaking, TOEFL, IELTS, TOEIC, maupun yang ingin belajar bahasa Inggris dari dasar sampai mahir.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, Titik Nol juga bekerjasama dengan klinik kesehatan dan mengadakan banyak kegiatan networking siswa. “Dua minggu belajar di Titik Nol setara dengan dua tahun membangun relasi dan koneksi,” menurut Juzaili Rasis, alumni Titik Nol yang kini kuliah di The University of Melbourne dengan beasiswa LPDP.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin