Sleman, Aktual.com – Pengelola Taman Nasional Gunung Merapi mengingatkan agar masyarakat umum yang beraktivitas di hutan kawasan lereng Gunung Merapi, untuk sadar akan ancaman terjadinya kebakaran terutama pada musim kemarau.

“Kami ingatkan kepada masyarakat umum agar sadar ancaman kebakaran hutan. Jika beraktivitas di hutan sangat diharapkan benda-benda yang dibawa maupun ditinggalkan di hutan, yang bisa menimbulkan api tidak dibuang sembarangan,” kata Kepala Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Edy Sutiyarto, Sleman, Senin (17/8).

Menurut dia, peringatan ini disampaikan kembali terkait terjadinya dua kasus kebakaran hutan di kawasan hutan lereng Gunung Merapi dalam satu bulan terakhir, yakni di wilayah Kabupaten Klaten dan di Desa Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

“Kebakaran yang di Srumbung diduga kuat disebabkan oleh puntung rokok yang dibuang sembarangan di kawasan hutan. Kebakarannya langsung bisa dipadamkan dan tidak sampai meluas. Kadang memang ada orang cari rumput, merokok dan puntungnya dibuang sembarangan dalam kondisi masih menyala,” katanya.

Ia mengatakan, selama ini pihaknya juga sudah beberapa kali memberikan edukasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan TNGM, agar ketika melakukan kegiatan di hutan, untuk ikut menjaganya.

“Kami sudah sering sosialisasi, baik melalui penyuluhan maupun kesempatan lainnya. Jangan sampai meninggalkan bara api seperti puntung rokok, atau yang lainnya di kawasan hutan,” katanya.

Edy mengatakan, kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan dan risiko kebakaran hutan diharap bisa ditingkatkan.

“Apalagi saat ini diprediksi ada fenomena El Nino, berupa musim kemarau yang lebih panjang dibadingkan normalnya. Suhu udara saat siang bisa mencapai 33 derajat Celcius, sehingga rawan terjadi kebakaran,” katanya.

Ia mengatakan, akibat dari kebakaran hutan, juga banyak dampak lainnya, terutama keberlangsungan hidup satwa di TNGM yang dilindungi Undang-undang.

“Rumah maupun pakan satwa di hutan bisa habis terbakar. Bisa juga ada yang tidak kuat panas, dan mati. Lingkungan juga bisa tercemar,” katanya.

Kepala Seksi Wilayah I TNGM Nurpana Sulaksono mengatakan, selama kurun waktu tiga tahun terakhir ini paling banyak peristiwa kebakaran terjadi di hutan yang berada di Kabupaten Magelang.

“Paling banyak kebakaran terjadi di Magelang. Pada 2015, ada tiga kejadian di hutan yang masuk Kabupaten Magelang. Satu peristiwa di hutan yang berada di Klaten. Dari empat titik kebakaran tersebut, luasan yang terkena dampak dari sekitar 1,2 hektare. Sementara, pada 2014 lalu ada dua titik yang luasanya sekitar 1,55 hektare dan pada 2013 terjadi satu titik luasan tidak mencapai 1,2 hektare,” katanya.

Faktor penyebab kebakaran, kata dia, memang ada dugaan dari puntung rokok. Selain itu juga ada dugaan masyarakat yang sengaja membakar hutan, ingin membuka lahan. Kemudian apinya merambat.

“Kami lakukan antisipasi dengan terus memberi edukasi ke masyarakat setempat,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: