Jakarta, Aktual.com — Sikap Kemenpora yang menolak bergabung dalam tim adhoc dianggap kekanak-kanakan dan tidak mementingkan sepakbola nasional. Selain itu, tim adhoc yang sudah diputuskan dalam rapat tahunan FIFA pada 2-3 Desember kemarin juga menjadi jalan keluar satu-satunya untuk keluar dari sanksi FIFA.

“Exco meeting ini boleh dibilang mempertegas rekomendasi delegasi FIFA/AFC bahwa tim adhoc-PSSI merupakan satu-satunya jalan keluar menyelamatkan Indonesia dari sanksi FIFA,” demikian kata mantan anggota Komite Etik FIFA, Dali Tahir, kepada wartawan, di Jakarta.

Keputusan Exco Meeting yang terbaru, kata Dali, yakni masuknya masalah sanksi Indonesia dalam agenda Kongres FIFA yang dijadwalkan pada 26 Februari 2016 mendatang.

“Kalau pemerintah tetap menolak mencabut SK pembekuan dan tidak bersedia bergabung dengan Tim Adhoc-PSSI berarti dalam Kongres Tahunan FIFA itu akan diputuskan sanksi Indonesia berlanjut. Ini berbahaya karena kita hanya bisa lepas dari sanksi saat Kongres Tahunan FIFA 2017 dengan catatan mendapat dukungan anggota FIFA lainnya,” kata ia menegaskan.

“Panjangnya waktu sanksi itu, bukan hanya prestasi sepakbola Indonesia semakin terpuruk tetapi penyelenggaraan Asian Games di Jakarta-Palembang 2018 tanpa pertandingan sepakbola. Ini menjadi preseden buruk dalam dunia olahraga Indonesia,” tambahnya.

Ketika ditanyakan mengapa menyebut Tim Adhoc-PSSI? “Ini kan bukan normalisasi. Jadi, Tim Adhoc harus bersama PSSI sebagai perpanjangan tangan FIFA,” jawabnya.

Dalam surat tersebut, kata Dali, FIFA memang menjanjikan akan menginformasikan apa saja hasil keputusan Exco Meeting. Namun, dia menyebutkan hasil Exco Meeting itu tidak akan jauh berbeda dengan apa yang telah disampaikan oleh delegasi FIFA/AFC saat berada di Jakarta.

“Tak ada bedanya. Exco Meeting tetap akan memutuskan pembentukan Tim Adhoc-PSSI untuk mereformasi PSSI dengan tetap berada di bawah PSSI dengan melibatkan unsur pemerintah dan media,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: