Jakarta, Aktual.co — Dalam komposisi kabinet yang diumumkan, terlihat dengan jelas struktur kabinet lebih banyak dikuasai para antek-antek neolib dan orang-orang yang bermasalah.
“Saya pastikan kabinet Trisakti yang menjadi dambaan masyarakat hanya kosmetika politik pencitraan semata. Antara Jokowi dan JK pun sudah terlihat ada tanda-tanda perbedaan dalam menanggapi reaksi masyarakat seperti pengumuman kabinet,” papar pemerhati politik Rusmin Effendy dalam keterangannya kepada redaksi, Minggu (27/10).
Menjawab apakah mungkin pemerintahan Jokowi-JK diturunkan melalui gerakan people power karena gagal membentuk kabinet Trisakti, Rusmin menjelaskan, tidak ada yang tidak mungkin bagi republik ini. 
“Buktinya, hampir semua rezim otoriter seperti Filipina, Indonesia, Thailand, pemerintahannya tidak berlangsung lama dan diturunkan melalui gerakan people power,” sambungnya. 
Sebelumnya, peneliti Global Future Institute, Hendrajit di Jakarta, Minggu (26/10) mengatakan, yang berpotensi menjadi masalah di pos strategis ekonomi Kabinet Kerja Jokowi-JK adalah Menko Perekonomian Sofyan Jalil. Sebab, ia karena punya rekam jejak sebagai konseptor Tantri Abeng ketika jadi Meneg BUMN, dalam merancang swastanisasi BUMN. 
“Kedua, nama Bambang Brojonegoro yang menjadi menteri keuangan. Karena masih dalam kendali teknokrat ekonomi neoliberal,” kata Hendrajit.
Selain itu, nama Meneg BUMN baru, Rini Sumarno juga menuai resistensi. Sebab, yang bersangkutan bolak-balik dipanggil KPK terkait kasus SKL BLBI.  “Rini Sumarno juga memiliki mata rantai dengan Menteri ESDM Sudirman Said, dan Ari Sumarno terkait tata kelola migas ke depan. Melalui Meneg BUMN, skema Washington Konsensus yang inti strateginya adalah privatisasi BUMN, agaknya harus mendapat sorotan dan cermatan secara terus menerus,” tegasnya.
Nama Sudirman Said sendiri merupakan hasil kesepakatan Ari Sumarno, Arifin Panigoro, dan Ery Riyana. Ketiganya sudah berhasil berkongsi secara solid untuk urusan Energi/Migas dan sepakat mengajukan Sudirman Said, yang sekarang jadi Direktur Utama Pindad, untuk jadi Menteri ESDM.