Pemulung mengangkat sampah yang bisa didaur ulang di TPA Antang Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (5/1). Luas area TPA Antang 14,3 hektar yang telah digunakan sejak tahun 1993 tersebut dianggap tidak mampu lagi menampung volume sampah kota Makassar yang mencapai 800 ton atau sekitar 4.000 kubik per hari. ANTARA FOTO/Yusran Uccang/aww/16.

Bandung, Aktual.com —  Volume sampah di lokasi wisata Kota Bandung meningkat 100 persen dibanding biasanya. Peningkatan sampah secara signifikan itu imbas dari libur panjang yang terjadi di pusat-pusat wisata beberapa hari lalu, yakni 5-8 Mei kemarin.

Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung, Deni Nurdiana mengatakan, peningkatan volume tertinggi didapat di jantung Kota Bandung yakni Alun-alun, lokasi wisata kuliner.

“Alun-alun yang biasanya empat ton, kemarin-kemarin jadi sembilan ton per hari,” kata Deni di Balai Kota Bandung, Senin (9/5).

Selain di Alun-alun, pusat keramaian lainnya seperti di Dago, Cihampelas, Jalan Merdeka dan beberapa taman tematik yang ada di Kota Bandung. Rata-rata tempat tersebut mengalami peningkatan dua kali lipat dari biasanya, khususnya untuk sampah anorganik.

“Kebanyakan jenis sampahnya anorganik seperti plastik dan stereofoam,” ucapnya.

Ruas jalan dan terminal pun terjadi peningkatan volume sampah, seperti di Jalan Asia Afrika dan terminal Leuwipanjang. Kondisi itu diperparah oleh meningkatnya sampah yang berserakan tidak dibuang pada tempat semestinya. Padahal, Pemkot Bandung telah menegakkan Peraturan Daerah dengan denda Rp250.000 bagi yang kedapatan membuang sampah sembarangan.

“Kita padahal sudah menyiagakan petugas di titik-titik keramaian. Tapi tetap saja masih banyak yang buang sampah sembarangan, ini resikonya menjadi salah satu kota tujuan wisata,” keluh Deni.

Sementara secara umum, volume sampah di Kota Bandung saat liburan panjang pekan lalu meningkat sebesar 10 persen. Hari biasanya, total sampah di Kota Bandung 1.500 ton.

Artikel ini ditulis oleh: