Petugas menghitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Senin (27/6). Nilai tukar rupiah di pasar spot pada perdagangan Senin (27/6) ditutup menguat 0,30 persen atau 40 poin ke Rp13.351 per dolar Amerika Serikat setelah bergerak pada kisaran Rp13.298 hingga Rp13.535 per dolar Amerika Serikat . ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) akan meluncurkan gerakan anti uang lusuh sebagai sosialisasi kepada masyarakat untuk memperlakukan uang rupiah dengan baik.

“Uang lusuh di Sumbar masih tinggi, pada 2015 BI memusnahkan uang lusuh senilai Rp5,7 triliun,” kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Senin (18/7).

Menurut dia peluncuran dilakukan pada 31 Juli 2016 sebagai bagian dari kampanye gerakan nontunai bekerja sama dengan perbankan di Sumbar. Banyaknya temuan uang lusuh merupakan indikasi masyarakat minang masih menyenangi transaksi secara tunai.

“Karena sering digunakan uang cepat lusuh, selain itu banyak dijumpai bekas distaples dan dicoret,” katanya.

Ia menyampaikan temuan uang lusuh paling banyak di Kabupaten Kerinci yaitu pecahan Rp2.000 dan Rp5.000 dan di Sumbar paling banyak dijumpai di Pesisir Selatan.

“Mungkin karena lokasinya dekat pantai sehingga uang sering basah saat transaksi,” kata dia.

Ia menilai salah satu solusi mengurangi uang lusuh adalah menggalakkan transaksi nontunai sehingga penggunaan uang kartal berkurang.

Untuk pemerintah daerah gaji PNS wajib transfer melalui rekening, lanjutnya, tinggal dari masyarakat atau swasta ke pemerintah yang perlu didorong agar juga nontunai.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka