Sejumlah warga muslim di Jakarta melaksanakan Salat Idul Adha di Monumen Perjuangan Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (22/8/2018). Umat Islam memperi gati Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban seperti sapi, kambing, unta, biri-biri, ataupun domba. Orang yang berkurban adalah orang yang ingin mendekatkan dirinya kepada Allah SWT sekaligus mendekatkan dirinya kepada sesama manusia. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Umat muslim dihimbau agar tidak saling mencela satu sama lain. Dalam Al Qur’an, manusia disebut sebagai mahluk sosial.

Ajakan ini dilontarkan oleh H Kamaruddin ketika menjadi khatib sholat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/10).

“Dalam surat Al Hujurat menjelaskan betapa Islam, umat muslim harus berinteraksi sosial, harus berdialektika. Jangan saling mengolok-olok, jangan saling mencela, jangan saling mencari keburukan, jangan mencari celah orang lain,” kata Kamaruddin dalam khutbahnya.

Ia mengingatkan bahwa sesungguhnya tata cara beragama dalam Islam mengatur bahwa seseorang tidak hanya harus menjadi saleh secara individu, tetapi juga harus berinteraksi sosial dalam berkehidupan di masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam kutbah yang bertema “Agama Sebagai Instrumen Transformasi Sosial”, Kamaruddin memaparkan lima fase manusia dalam beragama.

Mulai dari mempelajari ilmu agama dari Alquran dan hadist, mengamalkannya, menginternalisasi agama dalam diri, merefleksikannya dalam kehidupan sosial, serta agama Islam yang membawa pada perubahan.

Khatib juga menekankan pentingnya mengimplementasikan agama dalam berkehidupan sosial di masyarakat. Karena menurut Kamaruddin saat ini banyak orang yang sudah baik dalam agama secara individu namun belum bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.

“Banyak orang baik secara individu, tapi ketika hidup dalam berkomunitas, dalam berbangsa, dalam bernegara tidak bisa direfleksikan keagamaannya secara maksimal. Harus ada relfeksi keagamaan, agar keberagamaan kita tidak hanya dirasakan oleh diri kita sendiri, tapi dirasakan oleh masyarakat,” kata dia.

Selain jamaah sholat Jumat dari kalangan umum, di Masjid Istiqlal tersebut juga dihadiri oleh masyarakat yang akan melakukan aksi bela kalimat tauhid yang akan berpusat di depan kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan usai sholat Jumat.

Jamaah mengenakan atribut berupa ikat kepala dan ikat lengan warna hitam yang bertuliskan kalimat tauhid dalam bahasa arab. Massa secara perlahan mulai keluar dari Masjid Istiqlal dan turun ke jalan untuk menuju pusat aksi dengan tujuan menyampaikan aspirasi sambil membawa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid.

Selain itu sebagian jamaah shalat Jumat lainnya masih tetap berada di Masjid Istiqlal untuk mengikuti kajian agama yang dilaksanakan rutin setiap Jumat.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan