Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, dr. Achmad Yurianto

Jakarta, Aktual.com – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan pada Senin pukul 12.00 WIB jumlah konfirmasi positif COVID-19 bertambah 1.017 orang, sementara yang sembuh bertambah 592 orang.

“Besaran angka penambahan kasus baru pada beberapa provinsi cenderung tinggi, yaitu di Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan,” kata Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Senin (15/6).

Dengan penambahan tersebut, maka jumlah kasus positif secara kumulatif menjadi 39.294 orang dan yang sembuh menjadi 15.123 orang.

Yurianto mengatakan berdasarkan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat, penambahan kasus positif baru tersebut karena pemeriksaan yang semakin masif dan penelusuran kontak dekat yang semakin agresif diikuti dengan pemeriksaan.

Jawa Timur melaporkan 270 kasus positif baru dengan 62 orang sembuh, sementara DKI Jakarta melaporkan 142 kasus baru dengan 106 orang sembuh, Jawa Tengah melaporkan 116 kasus positif baru dengan 36 orang sembuh, Sulawesi Selatan melaporkan 101 kasus baru dengan 142 orang sembuh, dan Kalimantan Selatan melaporkan 66 kasus baru dengan 16 orang sembuh.

Provinsi dengan laporan kesembuhan tertinggi adalah Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Papua, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Papua melaporkan tidak ada penambahan kasus positif baru dengan 63 orang sembuh.

Sementara itu, terdapat 19 provinsi yang melaporkan penambahan kasus positif di bawah 10, dan 11 provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus positif baru.

Provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus positif baru adalah Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, Papua, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

“Kasus meninggal dunia bertambah 64 kasus sehingga total menjadi 2.198 kasus,” jelas Yurianto.

Penambahan spesimen yang sudah diperiksa dan terverifikasi pada Senin hingga pukul 12.00 WIB adalah 8.776 spesimen sehingga total spesimen yang sudah diperiksa baik melalui tes cepat molekuler maupun PCR adalah 523.063 spesimen.

“Spesimen yang diperiksa mengalami penurunan. Kami berupaya pemeriksaan tidak terhenti pada hari libur, tetapi ada beberapa laboratorium di rumah sakit dan perguruan tinggi yang menerapkan hari libur,” kata Yurianto.

Orang dalam pemantauan yang masih dipantau sebanyak 36.744 orang, sedangkan pasien dalam pengawasan yang masih diawasi sebanyak 13.649 orang.

Yurianto mengatakan data tersebut merupakan gambaran bahwa penularan masih terjadi di tengah masyarakat yang artinya masih ada sumber penularan yang belum melaksanakan isolasi dengan baik dan banyak kelompok rentan yang belum sadar mereka mudah terinfeksi.

“Yaitu mereka yang tidak patuh dalam menjaga jarak, tidak menggunakan masker dengan benar, dan tidak rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,” katanya.