Jakarta, Aktual.com — Berlibur (atau berwisata) menurut bahasa mengandung arti yang banyak. Akan tetapi dalam istilah yang dikenal sekarang lebih dikhususkan pada sebagian makna yaitu, yang menunjukkan berjalan-jalan ke suatu tempat untuk rekreasi atau untuk melihat-lihat, mencari dan menyaksikan (sesuatu) atau semisal itu.

Akan tetapi kita sebagai umat Islam, akan-kah membiarkan liburan atau wisata kita tanpa manfaat untuk akhirat?. Selanjutnya, apakah ada cara berlibur atau berwisata yang bisa bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Dan, jika ada bagaimanakah caranya?. Berikut penjelasan dari Ustadzah Nurhasanah kepada Aktual.com, Senin (18/04), di Jakarta.

“Berlibur pada dasarnya adalah menyisihkan waktu dengan melaksanakan kegiatan yang bertujuan agar seseorang dapat menyegarkan pikiran dan tubuhnya, atau menggunakan waktu dengan bersantai, terbebas dari rutinitas keseharian, namun tetap bernilai ibadah dan bermanfaat. Tidak ada yang sia-sia dalam setiap sendi kehidupan seorang Muslim,” beber Ustadzah Hasanah menjelaskan.

Rasulullah SAW juga telah memperingatkan kita agar bersikap seimbang dan tidak memberatkan diri sendiri. Di dalam sabdanya Rasulullah SAW berkata, “Sesungguhnya agama ini mudah. Tiada orang yang memberatkan diri dalam urusan agama, kecuali ia akan dikalahkan. Maka mudahkanlah, mendekatlah, bergembiralah, dan gunakan sebaik mungkin waktu pagi, waktu sore dan sebagian waktu malam kalian (untuk memperbanyak kebaikan).”(HR. Bukhari).

“Salah satu bentuk liburan yang biasa dilakukan adalah dengan berwisata atau melakukan perjalanan ke suatu tempat, keluar kota, atau ke luar negeri. Hal ini tidak dilarang selama niat dan tujuannya adalah untuk mengambil pelajaran dan peringatan. Atau ‘maslahah’ yang ingin diperoleh dari melakukan perjalanan adalah untuk merenungi keindahan ciptaan Allah SWT dan menikmati indahnya alam sebagai pendorong jiwa manusia untuk menguatkan keimanan terhadap Keesaan dan kekuasaan Allah SWT dan memotivasi semangat menunaikan kewajiban hidup, baik itu beribadah maupun bekerja,” urai ia menerangkan.

Allah SWT berfirman,

قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ۚ ثُمَّ اللَّهُ يُنْشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya, “Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) Bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(Al-‘Ankabut : 20). Bersambung……..

Artikel ini ditulis oleh: