Jakarta, Aktual.com — Keinginan pemerintah Indonesia untuk menambah utang Indonesia dinilai sejumlah pihak sangat bertentangan dengan semangat trisakti dan janji Nawacita.

Pengamat Politik Ubedilah Badrun mengungkapkan, langkah yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi JK untuk menambah utang bangsa ini tentunya bertolak belakang dengan semangat berdikari secara ekonomi sesuai dengan tuntutan trisakti.

“Bangsa ini tidak akan berdaulat secara ekonomi. Kita akan tergantung pada kepentingan pemilik modal yang meminjamkan dananya ke Indonesia,” kata Ubedilah yang juga Dosen Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Direktur Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Indonesia kepada Aktual.com, di Jakarta, Jumat (1/1).

Ubedilah melanjutkan, jika pemerintah terus menambah utang tentu akan semakin menambah beban ekonomi nasional. Pasalnya, utang tersebut tentu punya kewajiban untuk dikembalikan.

“Dan bisa saja tentu bangsa kita akan mengalami ketergantungan secara ekonomi dari pemilik modal. Ini kan bertentangan denfan semangat Trisakti,” lanjut Ubedilah.

‎Seperti diketahui, pemerintah akan menambah utang sebesar Rp605,3 triliun pada tahun ini. Porsi paling besar akan dilakukan melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sampai dengan Rp532,4 triliun.

Kemudian penarikan pinjaman luar negeri non SLA (Subsidiary Loan Agreement) sebesar Rp69,2 triliun dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp3,7 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka