Utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk urusan Timur Tengah, Steve Witkoff - foto Wikipedia

Istanbul, Aktual.com – Utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk urusan Timur Tengah, Steve Witkoff dengan tegas mengatakan kalau Israel tidak berniat menghentikan agresinya di Jalur Gaza. Hal itu disampaikan Witkoff saat menemui keluarga para sandera Israel yang masih berada di Gaza.

Menurut Witkoff,  saat ini langkah paling tepat bagi Israel adalah mencari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera baru. ”Kami ingin membawa para sandera pulang, tetapi Israel tampaknya tidak siap menghentikan perang,” kata Witkoff, pada Minggu (11/5), seperti dilaporkan Channel 12 Israel. Namun jaringan tersebut tidak menyebutkan lokasi pertemuan tersebut.

Dilansir dari Anadolu,  Witkoff juga mengkritik tajam penanganan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap perang di Gaza, dengan mengatakan : ”Pemerintah Israel memperpanjang perang, meskipun kita tidak melihat kemajuan lebih lanjut yang dapat dicapai.”

”Namun, saat ini masih ada peluang yang kami harap dapat dimanfaatkan oleh Israel, dan semua mediator. Kami menekan semua mediator dan melakukan segala upaya untuk memulangkan para sandera,” kata Witkoff lagi.

Pernyataan tersebut muncul saat kelompok Palestina Hamas mengatakan pada hari Minggu (11/5) bahwa mereka akan membebaskan tentara Israel-Amerika Alexander Idan setelah pembicaraan dengan pemerintah AS di tengah upaya untuk mencapai gencatan senjata Gaza.

Komentar Witkoff disampaikan menjelang jadwal lawatan Donald Trump ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab mulai Selasa (13/5) hingga Jumat (16/5). Namun Trump tidak mengagendakan kunjungannya ke Israel.

Media AS dan Israel baru-baru ini melaporkan meningkatnya ketegangan antara Trump dan Netanyahu, dengan pemerintahan Trump mengisyaratkan bahwa mereka mungkin mengambil langkah independen mengenai kebijakan Timur Tengah, tanpa melibatkan Netanyahu.

Israel sendiri memperkirakan bahwa 59 tawanan masih berada di Gaza, termasuk 21 orang yang diyakini masih hidup. Sementara itu, lebih dari 9.900 warga Palestina dipenjara di Israel, di mana kelompok-kelompok hak asasi manusia melaporkan penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis yang meluas, yang mengakibatkan beberapa kematian.

Israel telah memblokir bantuan kemanusiaan di penyeberangan Gaza sejak 2 Maret, menyebabkan 2,4 juta penduduk wilayah itu menghadapi kondisi kelaparan. Lebih dari 52.800 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

(Indra Bonaparte)